TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertumbuhan Ekonomi 5,31 Persen, Tertinggi selama Masa Jokowi

Pertumbuhan ekonomi beberapa daerah masih di bawah nasional

Presiden Joko Widodo memberikan pemaparan saat menjadi pembicara kunci pada Indonesia Digital Economy Summit 2020 di Jakarta, Kamis (27/2/2020) (ANTARA FOTO/Restu P)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pertumbuhan ekonomi sebesar 5,31 persen pada 2022 merupakan yang tertinggi sejak masa pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

"Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari angka pre-COVID yaitu yang rata-rata sebesar 5 persen sebelum pandemik, dan ini merupakan angka yang tertinggi sejak masa pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual, Senin (6/2/2023).

Baca Juga: Keren! Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Tertinggi dalam 8 Tahun

Baca Juga: Jos! Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tembus 5,31 Persen di 2022

1. Mayoritas komponen pengeluaran tumbuh positif

Ilustrasi ekspor (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Dari sisi permintaan, dijelaskan Airlangga, mayoritas komponen pengeluaran di kuartal IV-2022 tumbuh kuat, di mana ekspor tumbuh 14,93 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Hal itu didukung dengan harga komoditas yang tinggi.

"Dan impor tumbuh 6,25 persen year-on-year utamanya impor barang modal maupun bahan baku sehingga impor ini adalah sektor yang produktif," sebutnya.

Lanjut dia, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,48 persen (yoy), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 3,33 persen. Sedangkan konsumsi pemerintah terkontraksi sehingga minus 4,77 secara year-on-year.

Baca Juga: Rupiah Anjlok Sore Ini, Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen kok Gak Ngefek?

2. Berbagai lapangan usaha tumbuh positif

ilustrasi industri (unsplash.com/CHUTTERSNAP)

Dari segi penawaran, berbagai lapangan usaha dan sektor tumbuh positif pada kuartal IV-2022. Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 16,99 persen (yoy), diikuti oleh makanan-minuman dan akomodasi sebesar 13,81 persen.

"Tentunya ini diakibatkan dari mobilitas masyarakat, peningkatan kunjungan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara," sebutnya.

Kemudian, yang juga menggembirakan adalah sektor industri pengolahan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu 5,64 persen secara year-on-year.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya