TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Labil Pagi Ini, Masih Berpotensi Terus Melemah

Rupiah menguat tipis di pembukaan perdagangan

Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah bergerak fluktuatif terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Rabu (7/12/2022).

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah sempat menguat tipis sebanyak 2,5 poin ke level Rp15.615 per dolar AS pada pembukaan perdagangan. Sedangkan pada penutupan perdagangan Selasa (6/12/2022), rupiah melemah sebanyak 155 poin atau 1 persen ke Rp15.617,5 per dolar AS.

Usai menguat tipis di pembukaan perdagangan, rupiah sempat melemah ke Rp15.633 per dolar AS. Kemudian rupiah kembali menguat ke Rp15.605,5 per dolar AS atau sebanyak 12 poin.

Baca Juga: Rupiah Ambyar, Tembus Rp15.600 per Dolar AS Sore Ini

Baca Juga: Peringatan Hari Keuangan Nasional, Menilik Sejarah Mata Uang Indonesia

1. Pelaku pasar khawatir the Fed masih ngegas menaikkan suku bunga

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan, faktor yang dapat menyebabkan rupiah melemah adalah sentimen negatif pasar terhadap aset berisiko pagi ini, di mana indeks saham Asia terlihat bergerak negatif.

"Selain itu, pasar juga terlihat masih mengantisipasi hasil rapat the Fed pekan depan. Pasar mewaspadai kemungkinan the Fed masih mendukung kenaikan suku bunga yang tinggi," tuturnya.

Pagi ini, kata dia, data neraca perdagangan China bulan November yang diekspektasikan terjadi penurunan aktivitas ekspor dan impornya juga memberikan sentimen negatif ke pasar.

Baca Juga: Yuk, Kenali 5 Perbedaan Uang Kartal dan Uang Giral agar Tak Keliru

2. Data perekonomian AS semakin menekan rupiah

Sementara Analis DCFX Futures, Lukman Leong melihat bahwa investor menantikan data cadangan devisa Indonesia. Rupiah kemungkinan akan tertekan apabila data menunjukkan cadangan devisa Indonesia kembali turun dan di bawah ekspektasi.

Pasar juga sedang menantikan hasil pertemuan dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

"Dari faktor eksternal, dolar AS diperkirakan masih akan menguat namun terbatas, dengan investor cenderung wait and see menantikan lebih banyak data ekonomi dan mengantisipasi pertemuan FOMC terakhir untuk tahun ini minggu depan," tutur Lukman.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya