TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sambangi Afrika Selatan, Luhut Mau Impor 50 Ribu Ekor Sapi

Luhut juga bahas potensi impor 300 ribu kedelai

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Afrika. (instagram.com/luhut.pandjaitan)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sedang menjajaki potensi impor sapi dan kedelai dari Afrika Selatan.

Hal itu disampaikan Luhut dalam lawatannya ke Afrika selama tujuh hari ke depan. Dia diterima oleh Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa serta jajaran menteri yang lainnya.

"Sebagai langkah awal, kami sedang mengeksplorasi potensi kerja sama impor 50 ribu ekor sapi dan 300 ribu ton kedelai dari Afrika Selatan," kata Luhut lewat akun Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (12/7/2023).

Baca Juga: Wabah PMK Diduga dari Luar Negeri, Bisakah RI Stop Impor Sapi? 

Baca Juga: China Larang Impor Makanan Jepang Imbas Pembuangan Limbah Nuklir

1. Jokowi akan hadiri KTT BRICS di Afrika Selatan

Presiden Jokowi melanjutkan perjalanan ke Papua Nugini usai serangkaian kunjungan kerjanya di Sydney, Australia (dok. Sekretariat Presiden)

Luhut mengatakan potensi kerja sama impor sapi dan kedelai diharapkan dapat disepakati dalam KTT BRICS yang akan digelar di Afrika Selatan pada Agustus 2023.

Mantan Menkopolhukam itu menyebut, Presiden Joko "Jokowi" Widodo akan hadir pada gelaran KTT BRICS yang dilaksanakan minggu ketiga bulan depan.

"Dalam KTT ini nantinya diharapkan akan terjadi kesepakatan terkait impor sapi dan kedelai yang akan ditandatangani pada saat kunjungan ini," sebut Luhut.

Baca Juga: Luhut Bakal Sambangi Bos IMF yang Minta RI Hapus Larangan Ekspor Nikel

2. Luhut ungkap urgensi impor komoditas dari Afrika Selatan

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Afrika. (instagram.com/luhut.pandjaitan)

Menurut Luhut, potensi kerja sama dengan Afrika Selatan tersebut mutlak dilakukan. Sebab, harga daging sapi semakin meningkat, ditambah outlook dari Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat bahwa Indonesia masih membutuhkan 40 persen komoditas tersebut.

"Selain itu kebutuhan 3 juta ton kedelai di dalam negeri juga harus dipenuhi. Inilah upaya kami untuk menyiasati tingginya kebutuhan akan kedua komoditas itu," tuturnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya