TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sempat Dibatalkan, DEN Kembali Wacanakan Program Kompor Listrik

Akan dikaji kembali

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto dalam konferensi pers di Kantor DEN, Jakarta, Rabu (17/1/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - Dewan Energi Nasional (DEN) mendorong kelanjutan pengembangan dan implementasi penggunaan kompor induksi atau kompor listrik sebagai alternatif untuk memasak. Program substitusi liquefied petroleum gas (LPG) ke kompor listrik sebelumnya tidak mendapatkan persetujuan dari DPR RI pada 2022.

Meskipun demikian, PT PLN tetap melakukan uji coba program kompor listrik di Solo kepada 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan di Denpasar kepada 1.000 KPM.

“Nah, kemarin Pak (Menko Marves) Luhut, pimpin rapat juga, saya hadir, untuk dimulai lagi kompor induksi. Jadi yang kemarin sempat dihentikan, coba dikaji lagi, dimulai lagi, dimulai yang bisa kita laksanakan. Ya mudah-mudahan nanti kompor induksi bisa dimulai lagi,” ujar Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto dalam konferensi pers di Kantor DEN, Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Baca Juga: Pembagian Rice Cooker Gratis Tak Capai Target di 2023

1. Sementara ini pemerintah menjalankan program rice cooker gratis

Rice cooker gratis mulai dibagikan ke masyarakat. (dok. Kementerian ESDM)

Sementara implementasi kompor induksi tidak dapat dilanjutkan sebagaimana diinginkan, pemerintah memutuskan untuk menjalankan program substitusi dengan menggantikan kompor induksi menggunakan rice cooker.

Rice cooker dipilih karena juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan memasak, seperti memasak nasi, air, sayuran, mi instan, serta mengukus tempe dan tahu.

“Nah, tadi kan angkanya sudah ada tuh, pemerintah, permennya (peraturan menterinya) sudah keluar ya untuk pembagian rice cooker 500 ribu targetnya ya. Nah itu kenapa rice cooker? ternyata itu paling bisa diimplementasikan, kita tinggal beli, harganya pun lebih murah dari kompor listrik,” terang Djoko.

2. Saat ini penggunaan kompor listrik didorong kepada orang-orang mampu

ilustrasi orang memasak dengan kompor listrik (pexels.com/On Shot)

Berdasarkan arahan menteri, kata dia, program pengenalan kompor induksi seharusnya tidak dimulai dari orang miskin, melainkan dari orang kaya atau menengah ke atas yang memang sudah mampu menggunakan kompor listrik.

“Kalau dimulai dari masyarakat yang miskin, ya tidak mulai-mulai, transisi bisa seperti sampai sekarang angkanya rendah terusnya. Jadi gitu, kompor induksi terus digalakan, tidak diberhentikan. Namun dimulai dari menengah ke atas,” tuturnya.

Djoko menyebut, implementasi kompor induksi telah diganti dengan rice cooker, seiring dengan hasil kajian atau pilot project di Solo dan Bali. Luhut, memerintahkan untuk meninjau kembali dan mengevaluasi pilihan yang dapat diimplementasikan.

“Nanti Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak itu ditugaskan untuk sosialisasinya,” tambahnya.

Baca Juga: Pemerintah Kantongi Data 333 Ribu Penerima Rice Cooker Gratis

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya