Setop Ekspor Barang Mentah, RI Bakal Punya 38 Smelter Baru
32 smelter tahap konstruksi, enam tahap studi kelayakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah gencar mendorong hilirisasi sumber daya alam (SDA) di dalam negeri agar memiliki nilai tambah. Untuk itu, Indonesia telah menyetop ekspor nikel, dan akan menghentikan ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, menyebut saat ini sedang dilakukan studi kelayakan (feasibility study) terhadap enam proyek pengolahan dan pemurnian (smelter) hasil tambang dan mineral untuk menggenjot hilirisasi.
Sedikitnya, Kemenperin berupaya memacu nilai tambah pada lima komoditas, yaitu bijih tembaga, bijih dan pasir besi, bijih nikel, bauksit, serta logam tanah jarang.
"Perkembangan dari hilirisasi di sektor ini telah menghasilkan sebanyak 27 smelter yang telah beroperasi meliputi pyrometallurgy dan hydrometallurgy nikel. Kemudian, 32 yang dalam tahap konstruksi, dan enam masih tahap feasibility study," kata Agus dalam keterangan tertulis, Jumat (23/12/2022).
Baca Juga: Jokowi: Energi Hijau Harus Murah!
1. Hilirisasi nikel harus ditingkatkan
Agus meminta agar ke depannya, smelter nikel tidak hanya melakukan ekspor dalam bentuk nickel pig iron (NPI) maupun bahan baku baterai, tetapi dalam bentuk produk lebih hilir seperti produk hilir berbahan baku stainless steel dan baterai listrik.
"Kemampuan hilirisasi sektor ini juga akan menghasilkan produk-produk di hilir atau produk jadi seperti peralatan kesehatan, dapur, kedirgantaraan, dan kendaraan listrik. Peningkatan nilai tambah dari bijih nikel bisa mencapai 340-400 kali lipat," ujarnya.
Baca Juga: Lanjut Larang Ekspor Minerba, Jokowi Gak Takut Kena Gugat di WTO