Transisi Energi Butuh Rp4.002 Triliun, Sri Mulyani Rayu Investor
Ragam insentif sudah dikeluarkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bali, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kebutuhan pendanaan untuk melakukan transisi energi mencapai Rp4.002 triliun hingga 2030. Pendanaan tersebut dibutuhkan untuk menjalankan komitmen dalam Nationally Determined Contribution (NDC).
NDC merupakan komitmen setiap pihak terhadap Persetujuan Paris atau Paris Agreement yang merupakan kesepakatan global untuk menghadapi perubahan iklim.
"Menurut estimasi, total pendanaan iklim yang dibutuhkan untuk mencapai NDC adalah sebesar Rp4.002 triliun atau 281 miliar dolar AS hingga 2030," katanya saat pidato pada Southeast Asia Development Symposium (SEADS) 2023: Imaging a Net Zero ASEAN di Bali International Convention Centre, Kamis (30/3/2023).
Baca Juga: Sri Mulyani Beri Wejangan Buat ASEAN Suntik Mati PLTU Batu Bara
1. Dibutuhkan investasi sektor publik dan swasta
Sri Mulyani mengatakan, untuk mencapai NDC dibutuhkan investasi sektor publik dan swasta, selain menggunakan anggaran negara yang jumlahnya tentu terbatas.
"Anggaran pemerintah pusat, hingga 2021 adalah sebesar Rp313 triliun. Itu hanya delapan persen dari total kebutuhan investasi," sebutnya.
Oleh karenanya, para pemangku kepentingan harus merancang kebijakan dan kerangka regulasi yang tepat, serta menciptakan iklim investasi kondusif agar dapat menarik lebih banyak lagi partisipasi swasta, baik dari dalam maupun luar negeri.
"Kami juga mengundang para filantropis untuk berpartisipasi dalam komitmen penting ini," tuturnya.
Baca Juga: Pejabat Kemlu AS Kunjungi Indonesia, Siap Bantu Transisi Energi