[WANSUS] Mendulang Ratusan Juta Rupiah dari Komoditas Tempe
Disulap jadi keripik kekinian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kreativitas anak muda memang tidak ada batasnya. Banyak ide yang dapat dikembangkan untuk mendulang pundi-pundi rupiah seperti yang dilakukan oleh Arnold Wirakusuma, pemilik bisnis kripik tempe Arva Indonesia.
Bisnis yang dia dirikan itu bergelut pada bidang makanan, khususnya produk olahan tempe yang disulap menjadi kripik dengan rasa dan kemasan kekinian.
Arva Premium Crispy Snack lahir dari resep tradisional yang dipadukan dengan cita rasa yang kaya sehingga menghasilkan camilan yang berkelas. Salah satu misi Arva adalah membantu produsen tempe lokal untuk melestarikan produk mereka.
Nah, komoditas tempe yang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari ini bisa menghasilkan omzet hingga ratusan juta rupiah tiap bulannya.
Arva Indonesia melihat tempe memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Tempe memadukan nilai tradisional dan budaya. Pihaknya mengemban misi untuk melestarikan kuliner tradisional tersebut dan membawanya ke tingkat yang lebih tinggi.
Dalam wawancara bersama IDN Times, Wirakusuma membagikan rahasia akan renyahnya bisnis kripik tempe. Untuk lebih jelasnya, berikut wawancara lengkap IDN Times bersama Wirakusuma.
Baca Juga: Peluang Bisnis Thrifting dan Cara Memulainya
Bisa diceritakan tentang bisnis Arva Indonesia, bagaimana awal mulanya?
Saat itu, kebetulan saya dengan istri saat melakukan riset terlebih dahulu sebelum pandemik, awalnya di tahun 2018, kami melakukan riset terkait produk tempe ini sendiri. Jadi ternyata banyak diminati dan akhirnya kami mencoba untuk membuat beberapa varian, dan puncaknya saat kemarin terjadi pandemik, karena kami banyak waktu luang di rumah akhirnya kami mulai memproduksi seperti itu. J
adi di tahun 2020 kami mulai memproduksi Arva ini sendiri dan mulai dipasarkan pertama kali itu melalui online. Sebelum online kami melakukan pendekatan, karena kami kebetulan dari Yogyakarta, jadi kami melakukan pendekatan ke pasar-pasar yang ada di Yogyakarta terlebih dahulu. Jadi seperti toko-toko dan lain sebagainya.