TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BI Ungkap Progres Penerbitan Rupiah Digital

Ada tiga syarat sebelum luncurkan CBDC

Konferensi Pers KSSK Kuartal II (IDN Times/Triyan)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) menyebut, rencana penerapan mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC) masih dalam pembahasan. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut, pembahasan mata uang rupiah digital itu terus dilakukan, baik dari pihak internal maupun internasional sebelum penerapan kebijakan tersebut.

"Proof of concept CBDC dalam pematangan, kami kan baru menerima akhir Juli kemarin masukan dari industri. Kami di BI sedang godok pertimbangan yang akan dilakukan,” tutur Perry dalam konferensi pers KSSK, Selasa (1/8/2023).

Baca Juga: Bank Jago Jadi Bank Digital Terbaik di RI versi Forbes

1. Sejumlah rangkaian untuk terbitkan CBDC

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Proof of concept rupiah digital merupakan dokumen lanjutan dari sejumlah rangkaian yang telah dilakukan BI sebelum luncurkan CBDC.

Awalnya BI meluncurkan White Paper pada 30 November 2022 lalu. White Paper ini merupakan pemaparan awal dari proyek Garuda berupa desain level atas (high-level design) digital rupiah sekaligus sebagai bentuk komunikasi kepada publik terkait rencana pengembangan digital rupiah.

Kemudian pada 31 Januari 2023, BI mengeluarkan consultative paper. Dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari stakeholder (public – private collaboration) tentang desain, dampak, dan manfaat rupiah  digital yang sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa depan.

2. Beberapa pertimbangan sebelum luncurkan CBDC

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. IDN Times/Hana Adi Perdana

Perry menjelaskan, terdapat tiga pertimbangan yang dilakukan BI.

Pertama, kesiapan di sektor industri. Misalnya kesiapan teknologinya, bahasa  komunuikasinya, maupun bagaimana implikasi yang akan dilakukan nantinya.

Kedua, mempertimbangkan kompatibilitas atau kesesuaian dengan teknologi digital yang ada di tingkat global.

Menurut Perry, ini perlu dipersiapkan dengan matang lantaran CBDC tidak hanya akan digunakan dalam negeri, Tetapi juga internasional atau bisa disebut cross border.

“Kami juga berkoordinasi membahasnya dengan internasional, antara lain dengan BIS (Bank for International Settlements), karena disana juga sedang dikembangkan teknologi digital untuk CBDC,” terangnya.

Baca Juga: Menkeu-Gubernur Bank Sentral ASEAN Bahas Krisis Bank di AS dan Eropa

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya