TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bos OJK Waspadai Dampak Ketidakpastian Global ke Sektor Jasa Keuangan  

Waspadai dan cermati perkembangan ekonomi global

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar. (dok. Kementerian Luar Negeri)

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar mewanti-wanti untuk tetap mewaspadai berbagai risiko global, mulai dari lonjakan inflasi hingga berlanjutnya pengetatan kebijakan moneter negara maju yang akan berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi global.

Meski demikian, ia tak menampik bahwa pasar keuangan global sudah lebih stabil dibandingkan 3 bulan lalu. Namun risiko resesi di negara-negara maju meningkat.

"Tensi geoplitik meningkat yang juga makin memengaruhi rantai pasok high tech," ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI, Senin (5/6/2023).

Baca Juga: BPS: Inflasi Mei 2023 Susut ke 0,09 Persen 

Baca Juga: Bernilai Rp766 M, Begini Desain Kantor Kemenko Perekonomian di IKN

1. Tekanan inflasi masih presisten tinggi

Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, tekanan inflasi global saat ini sudah mereda, namun persisten di level tinggi. Hal ini, mendorong berlanjutnya pengetatan kebijakan moneter kedepan.

"Mempertimbangkan kondisi tersebut, kami melihat beberapa potensi transmisi dari perkembangan tadi kepada sektor jasa keuangan yaitu kinerja sektor jasa keuangan dapat tertekan yang akibat-akibat tekanan kepada inflasi global. Ini mengakibatkan tingkat suku bunga yang tinggi dalam jangka yang lebih panjang higher for longer disertai pengetatan likuiditas global," ucapnya.

2. Ekonomi global pengaruhi kinerja kredit

Ilustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Mahendra menjelaskan, berbagai kondisi ketidakpastian global berpotensi memberikan dampak pada sektor jasa keuangan. Terlebih saat ini, terjadi pelemahan aktivitas industri global dan pemulihan ekonomi China yang belum sesuai ekspektasi, sehingga mendorong penurunan harga komoditas.

"Down side risk berpotensi berdampak pada sektor jasa keuangan, mengingat secara historis pertumbuhan kredit domestik dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi global, tingkat inflasi dan harga komoditas. Sehingga kita tetap harus mewaspadai rilis data ekonomi global dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ekonomi domestik," ucapnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya