TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dirut IBC Ungkap Sederet Keuntungan Hilirisasi Baterai Listrik

IBC bakal bangun 5 ribu stasiun penukaran baterai

Charging station untuk motor listrik yang ada di kawasan Nusa Dua, Bali. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho, mengungkapkan sejumlah keuntungan dari adanya hilirisasi baterai listrik di dalam negeri.

Dia mengatakan sudah ada dua perusahaan besar dunia yang telah berkomitmen melakukan investasi untuk memproduksi baterai kendaraan listrik di Indonesia, yakni CATL dan LG. Total produksi itu akan mencapai 400 gigawatt per hour (GWH).

"Jumlah yang kita lakukan untuk hilirisasi yang sudah di-confirm dengan kedua calon mitra ini, itu sekitar hampir 400 gigawatt totalnya," kata Toto dalam keterangannya yang dikutip, Selasa (12/12/2023).

Baca Juga: CATL Guyur Rp90 Triliun Buat Proyek Baterai Listrik di RI Bulan Ini

1. Kembangkan ekosistem kendaraan listrik butuh mitra Internasional

teknologi mobil listrik CATL (catl.com)

Toto mengatakan dibutuhkan investasi hingga ratusan triliun untuk membangun satu kesatuan ekosistem kendaraan listrik, mulai dari hilir hingga hulu. Hal itu dimulai dari pembangunan smelter dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) hingga komponen baterainya.

"Di situ lah kenapa kita kerja sama dengan partner internasional. Jadi LG itu produsen baterai EV nomor 3 di dunia, terbesar. CATL nomor 1 terbesar di dunia. Nah ini lah hal yang sangat benar-benar dilihat strategis," kata Toto.

2. IBC bakal produksi baterai listrik 10 GWH di 2024

PLN menyiapkan kendaraan listrik dan juga Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk para delegasi G20. (Dok. PLN)

Adapun IBC berencana memproduksi baterai kendaraan listrik pertama sebesar 10 GWH dan 5 ribu stasiun penukaran baterai (swap battery) di 2024. Produksi baterai dari pabrik hasil kerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, LG dan Hyundai.

Toto melanjutkan, bila semua investasi itu direalisasi dan ekosistem kendaraan listrik sudah terbangun, akan memberikan efek berganda bagi Indonesia, mulai dari genjot pendapatan negara sampai serap tenaga kerja.

"Manfaatnya kalau kita lakukan hilirisasi ke eV baterai dan eV ekosistem, pengurangan emisi CO2 hampir 14 juta ton per tahun, itu ekuivalen dari 8-10 persen transportasi," kata Toto.

Baca Juga: Apa Itu Swap Baterai? Jurus Indonesia Akselerasi Kendaraan Listrik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya