TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IMF Naikan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 5 Persen 

Pertumbuhan ekonomi global susut 2,8 persen

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - International Monetary Fund (IMF) merevisi keatas pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 4,8 persen menjadi 5 persen. Hal ini diungkapkan IMF dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi April yang dikutip, Kamis (13/4/2023).

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan hanya 2,8 persen atau turun 0,1 persen dari perkiraan IMF di Januari lalu.

Adapun dalam APBN 2023, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,3 persen, sementara Bank Indonesia proyeksi akan bias ke atas dlaam kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, ekonomi Indonesia akan tetap tangguh pada tahun 2023 dan semakin optimis karena ditopang oleh perekonomian domestik yang solid. Kegiatan domestik, khususnya konsumsi telah menjadi normal bahkan meningkat berkat mobilitas yang membaik.

"Tingkat inflasi yang menurun dan fleksibilitas fiskal yang meningkat didorong oleh pendapatan pemerintah yang kuat dan kelebihan pembiayaan pemerintah yang solid juga mendukung prospek positif," ucapnya kepada IDN Times, Kamis (13/4/2023).

Baca Juga: Pemerintah Genjot Kawasan Rempang Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi

1. Fleksibilitas fiskal meningkat

ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Lebih lanjut, Faisal menilai saat ini fleksibilitas fiskal Indonesia meningkat yang didorong oleh pendapatan pemerintah yang kuat dan kelebihan pembiayaan pemerintah yang solid sehingga mendukung prospek positif.

Terlebih perbaikan ekonomi Indonesia terpantau lebih baik dibandingkan proyeksi ekonomi global tahun ini yang justru melemah menjadi 2,8 persen (yoy).

Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan ekonomi global. Pertama, inflasi global yang masih meningkat tinggi dan pasar tenaga kerja yang semakin ketat. Disisi lain,gejolak perbankan global baru-baru ini telah menghilangkan tanda-tanda pemulihan ekonomi global yang melandai pada tahun 2023.

"Bank-bank sentral sekarang dihadapkan pada dilema apakah akan terus menaikkan suku bunga kebijakan untuk menjinakkan inflasi atau untuk menahan risiko penularan kerentanan sektor perbankan (menstabilkan sistem perbankan)," ucapnya.

Dengan demikian, berbagai faktor ini memunculkan fragmentasi geoekonomi juga yang telah membebani prospek ekonomi global di tahun ini.

Baca Juga: Jauhi Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Purwakarta Naik Signifikan

2. Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Faisal, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 kemungkinan besar akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik.
Untuk kegiatan ekspor terlihat melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global, terutama di AS dan Zona Euro.

"Tetapi pembukaan kembali ekonomi China dapat mendukung permintaan eksternal sampai tingkat tertentu. Harga komoditas cenderung terus melemah namun secara lebih bertahap,"tegasnya.

Selain itu, konsumsi rumah tangga Indonesia akan didukung oleh inflasi yang menurun. Ini berkat keberhasilan pemerintah dalam menjaga pasokan dan harga pangan. Pencabutan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir tahun 2022 juga meningkatkan mobilitas dan permintaan masyarakat.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya