Investasi Subur, Kenapa Serapan Tenaga Kerja Indonesia Rendah?
Pemerintah bakal genjot blending investasi dengan UMKM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Realisasi investasi di kuartal I-2023 tidak berbanding lurus dengan penyerapan tenaga kerja. Pada periode tersebut, tercatat hanya 384.892 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terserap.
Meski demikian, angka itu sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 yang tercatat sebanyak 319.013 tenaga kerja, maupun kuartal IV 2022 dengan 338.879 tenaga kerja yang terserap.
Menteri Investasi atau Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan rendahnya serapan tenaga kerja disebabkan investasi yang masuk lebih banyak pada sektor padat modal atau yang mengandalkan teknologi, ketimbang padat karya. Sehingga, daya serap untuk tenaga kerja pun terbatas.
"Sebab investasi kita sekarang bukan padat karya yang banyak. Karena jika ingin bangun hilirisasi bauksit, hilirisasi nikel, tembaga mana ada pakai manusia paling bangun konstruksinya aja tapi setelah itu semua dioperasikan oleh mesin," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (28/4/2023).
Baca Juga: Top! Realisasi Investasi Q1 Capai Rp328,9 Triliun
Baca Juga: Bahlil Beberkan Faktor Banyak Investasi Masuk ke Luar Jawa
1. Pemerintah sedang fokus ke industri padat modal untuk hilirisasi industri
Bahlil mengakui jika investasi yang masuk kebanyakan pada industri padat karya, maka idealnya jumlah serapan tenaga kerja tumbuh berbanding lurus.
"Memang idealnya kalau investasinya padat karya antara realisasi nominal angka harus berbanding lurus dengan penciptaan lapangan kerja yang optimal. Tetapi investasi yang masuk di kita sekarang kan tidak padat karya. Investasi kita ini semuanya high teknologi,” tuturnya.
Meski demikian, arah untuk mendorong investasi padat modal dilakukan pemerintah sesuai dengan kebijakan hilirisasi yang berorientasi pada industri.
Baca Juga: Mantap! 27 Ribu Tenaga Kerja Terserap di Festival Film Bulanan 2022