TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kebangkrutan SVB Tak Berdampak bagi BNI

Model bisnis yang dijalankan perseroan sangat kuat

Paparan RUPS BNI (IDN Times/Triyan)

Jakarta, IDN Times - Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, menyatakan pihaknya tak mengalami memiliki dampak akibat penutupan bank asal Amerika Serikat (AS), Silicon Valley Bank (SVB), yang terjadi pada Jumat (10/3/2023).

"Kami melihat perseroan saat ini tidak menerima dampak dari Silicon Valley Bank. Tentunya, dengan yang terjadi pada SVB, kami juga harus belajar," katanya dalam Konferensi Pers RUPST BNI Tahun Buku 2022, Rabu (15/3/2023).

Baca Juga: Direktur IFG Robertus Bilitea Jadi Komisaris BNI 

1. Model bisnis yang dijalankan BNI cukup kuat

Gedung BNI. (Dok. BNI)

Dia menjelaskan modal bisnis yang dijalankan perseroan sudah sangat kuat. Itu ditandai dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio) atau CAR BNI tercatat lebih dari 20 persen.

Angka itu jauh di atas ketentuan minimum regulator dan lebih tinggi dibandingkan dengan bank-bank global lainnya.

Kemudian, dari sisi liabilitas perseroan, didominasi pendanaan yang stabil, yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) dan hanya kurang dari 10 persen yang berasal dari wholesale.

"Kepercayaan deposan dalam negeri juga masih kuat terhadap kondisi perseroan," katanya.

2. 80 persen aset BNI berupa kredit

Nasabah BNI. (Dok. BNI)

Sebanyak 80 persen aset BNI, dijelaskan Novita, berupa kredit. Sementara, 20 persen lainnya berupa bond. Bahkan, BNI juga menjalankan bisnis dengan selalu melaksanakan mitigasi risiko.

"Memang, untuk porsi obligasi komposisinya 94 persen adalah pemerintah. Kalau kami lihat tenornya, termasuk pendek sehingga risikonya relatif lebih rendah," ujarnya.

Selain itu, BNI menjalankan mitigasi risiko bisnis terkait stress test secara berkala dan suku bunga. Perseroan melakukan diversifikasi aset untuk mengurangi risiko.

"Kalau kami secara industri, modal kondisi bank di Indonesia di atas 20 persen. Kondisi perbankan di Indonesia masih cukup untuk memitigasi risiko kemungkinan terjadi,” ujar Novita.

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat di Tengah Kebangkrutan Silicon Valley Bank di AS

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya