TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemendag Buka Suara soal Singapura Setop Impor Babi dari Batam 

Zonasi diperketat agar penyebar tidak meluas

ilustrasi babi (unsplash/Kenneth Schipper Vera)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih mendalami dan melakukan pengecekan terkait Singapura yang mengehentikan impor babi dari Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau. Hal ini disebabkan Singapura menemukan ada babi ekspor dari Indonesia yang terjangkit demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

"Kita sedang mendalami itu. Penemuannya seperti apa dan kita akan lakukan cek ke produsen yang ditemukan virus itu. Dan  itu isu-isu yang bisa muncul setiap saat," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi saat ditemui di kantor Kemendag, Kamis (4/5/2023).

Baca Juga: Diterpa Isu Meningitis, Harga Babi di Tabanan Anjlok

Baca Juga: 2 Tahun Sulut Bebas ASF, Permintaan Daging Babi Meningkat

1. Produsen babi sudah terapkan prosedur ketat

ilustrasi babi (unsplash.com/Christopher Carson)

Didi mengatakan prosedur karantina ketat telah dilakukan produsen saat melakukan ekspor dan impor hewan ruminansia (pemamah biak) seperti sapi, kambing, bahkan babi. Bahkan, Singapura sebagai pihak importir juga telah menyeleksi dan kembali melakukan karantina untuk setiap babi hidup yang akan diimpor ke negaranya. 

"Sebetulnya ada (pemeriksaan). Pihak importir dalam hal ini adalah Singapura memastikan apa yang diekspor ruminansia yang lolos ekspor dalam hal ini dicek oleh badan karantina kita," ungkap Didi.

Baca Juga: Flu Babi Merebak, Edy Minta Pedagang Tidak Jual Beli antar Provinsi

2. Zonasi bakal diperketat agar tidak meluas

ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Didi mengatakan pemerintah akan memperketat pengawasan babi ternak di Kepulauan Riau agar tidak ada penyebaran virus ke wilayah lain. Kemendag juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mencegah penularan.

"Tidak, karena sistemnya kan zonasi. Zonasi ini akan diperketat di Batam jangan sampai penularan makin luas dan akan koordinasi dengan kementerian," ungkap Didi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya