TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemerintah Dorong 3 Mesin Pertumbuhan Ekonomi di 2024, Apa Saja?

Jaga kinerja ekonomi tetap berkelanjutan

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku optimistis ekonomi Indonesia di tahun depan dapat tumbuh sebesar 5,2 persen (yoy) dari tahun ini diperkirakan mencapai 5 persen (yoy).

Proyeksi ini pun lebih tinggi dibandingkan laporan Bank Dunia per Desember  yang memproyeksi laju ekonomi hanya tumbuh 4,9 persen di tahun depan. 

"Dalam jangka pendek, kami optimistis ekonomi Indonesia pada 2023 mampu tumbuh di atas 5 persen dan tahun 2024 tumbuh 5,2 persen di tengah berbagai down side risk yang dihadapi," ungkap Airlangga dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat (22/12/2023).
 

1. Jangan berpuas diri, masih ada gejolak global

ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Ketua Umum Partai Golkar tersebut mengatakan, fundamental ekonomi RI hingga akhir Desember ini tetap baik, namun tetap dibayangi sejumlah risiko mulai dari harga komoditas yang meningkat, tensi geopolitik belum mereda dan juga pengetatan kebijakan moneter di negara maju. 

"Suku bunga acuan di negara maju masih tinggi untuk masa yang lebih panjang atau higher for longer dan ini juga bisa menekan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia," ucap Airlangga.  

Meskipun kondisi ekonomi Indonesia tetap baik di tengah gejolak global, Airlangga pun mengingatkan agar semua pihak tidak berpuas diri dengan capaian yang sudah ada. 

"Kita perlu menggerakkan dan memaksimalkan tiga mesin ekonomi untuk bisa terus berfungsi secara berkesinambungan kedepan," ungkap Airlangga. 

Baca Juga: Pesta Demokrasi Bisa Dorong Ekonomi RI Tumbuh hingga 5,5 Persen

2. Memperbesar mesin ekonomi konvensional

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Airlangga ada tiga mesin ekonomi yang akan digenjot pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan ekonomi tetap berkelanjutan.

Pertama, merevitalisasi dan memperbesar mesin ekonomi konvensional, sehingga terjadi peningkatan produktivitas yang tinggi. Revitalisasi mesin ini, menurut Airlangga, termasuk memperbesar investasi baru dan meningkatkan ekspor. 

"Kita perlu memeprtimbangkan untuk membuka pasar Amerika Latin, disamping Afrika, dan pasar Amerika Latin ada satu kunci yang bisa cepat kita masuki yaitu dengan CP-TPP, itu membuka sekaligus pasar Kanada, Meksiko, Chili, dan Peru,” ujar Airlangga. 

Baca Juga: BI Proyeksi Laju Ekonomi Global Tumbuh 3 Persen

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya