TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PLN IP Dukung Pemerintah Capai Target NZE Lewat Perdagangan Karbon

Trading carbon PLN IP di 2023 tembus 2,4 juta ton Co2

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra pastikan langsung ke lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Tap (PLTU) Suralaya yang menjadi backbone kelistrikan Jawa Bali (Dok/Humas PLN Indonesia Power)

Jakarta, IDN Times - PLN Indonesia Power (PLN IP) berkomitmen mendukung Pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi, melalui perdagangan karbon atau carbon trading.

PLN IP pun menargetkan penjualan dua kali lipat pada tahun-tahun berikutnya dibandingkan tahun 2023.

1. Carbon trading jadi inovasi bisnis PLN dukung target net zero emission

pinterest

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, carbon trading merupakan inovasi bisnis PLN yang dapat mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

PLN Indonesia Power juga telah menerapkannya, ditandai dengan diperolehnya verifikasi nilai emisi Gas Rumah Kaca dari Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK) independent terakreditasi Sucofindo di sejumlah Unit Pembangkit PLN IP.

"Carbon trading menjadi pengembangan bisnis beyond KWh yang juga dapat menekan emisi karbon," kata Edwin, Jumat (26/4/2024). 

Baca Juga: PLN Nusantara Power Bidik Perdagangan Karbon 2 Juta Ton

2. Sepanjang 2023, carbon trading PLN IP capai 2,4 juta ton Co2

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Edwin mengungkapkan, sepanjang 2023 carbon trading PLN Indonesia Power telah mencapai 2.428.203 ton Co2 dan akan meningkat dua kali lipat pada tahun-tahun selanjutnya.

"Target carbon trading pada tahun-tahun yang akan datang yaitu dua kali lipat dari tahun 2023," ucap Edwin.

Adapun unit pembangkit PLN Indonesia Power yang berkontribusi pada carbon trading tahun 2023 ada 10 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Diantaranya PLTU Suralaya, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Adipala, PLTU Ombilin, PLTU Labuan, PLTU Pangkalan Susu, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Labuan Angin dan PLTU Teluk Sirih.

"PLTU Suralaya menjadi penyumbang penurunan karbon terbesar yaitu sekitar 1,5 juta ton CO2," ujarnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya