TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sinar Mas: 520 Petani Sawit Siap Disertifikasi RSPO

Petani swadaya kelola 41 persen area kebun sawit

Puluhan petani sawit mengikuti Sekolah Lapang yang merupakan program upaya menerapkan sawit berkelanjutan (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Jakarta, IDN Times - Sinar Mas Agribusiness and Food memfasilitasi lebih dari 520 petani sawit swadaya di Aceh Utara dan Langkat, Sumatra Utara untuk mengajukan permohonan agar mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) lewat program Sawit Terampil.

Head of Traceable & Transparent Production Sinar Mas Agribusiness and Food, Wahyu Wigati Wijayanti, mengatakan, saat ini ada 3.000 petani yang tengah menjalani proses sertifikasi. Rinciannya, 520 petani siap disertifikasi dan 2.500 petani tengah menyelesaikan survei sertifikasi. 

"Melalui program Sawit Terampil, petani akan diberikan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan mengajarkan petani swadaya untuk menerapkan metode budidaya yang lebih berkelanjutan.  Dengan begitu, petani dapat mempersiapkan diri, untuk memenuhi persyaratan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan RSPO," tuturnya dalam diskusi di Jakarta, Jumat (26/5/2023).   

Baca Juga: RSPO Dorong Transformasi Minyak Sawit Berkelanjutan lewat Virtual Tour 

Baca Juga: Kementan Gandeng Berbagai Pihak Perkuat Kelapa Sawit Indonesia

1. Petani swadaya kelola 41 persen area perkebunan

Ilustrasi Petani Sawit (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Ia menjelaskan, sertifikasi ISPO merupakan tonggak penting bagi petani swadaya. Sesuai mandat pemerintah, petani dan pabrik kelapa sawit yang beroperasi di Indonesiaharus memenuhi standar ISPO pada tahun 2025 dan mempersiapkan mereka untuk memenuhi persyaratan RSPO. 

Dalam pelaksanannya, kata dia, inisiatif ini didukung oleh Smart Research Institute (SMARTRI), lembaga penelitian perusahaan yang menawarkan bimbingan mengenai praktik agronomi terbaik, dan mitra pelaksana Kolitva. Kemudian, Neste Oil dan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH) yang merupakan mitra terbaru yang bergabung pada 2022 dalam proyek tersebut.

Lebih lanjut, kata dia, petani swadaya telah mengelola 41 persen area perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dengan demikian,  petani tersebut menjadi kontributor utama dalam meningkatkan standar keberlanjutan di industri sawit.

"Namun, banyak petani yang tidak memiliki akses terhadap pelatihan agronomi formal, pengetahuan administratif, dan dukungan yang dapat membantu meningkatkan praktik-praktik pertanian mereka serta memenuhi persyaratan sertifikasi," ujar Wahyu. 

Baca Juga: Besi Tua dan Kebun Kelapa Sawit Paling Laku Dilelang Selama 2022

2. Kuartal I sawit terampil jangkau 4.800 petani

Diskusi SMAF Sawit Terampil/Triyan

Pada kuartal pertama tahun 2023, proyek ini telah menjangkau sekitar 4.800 petani dengan kesempatan pelatihan dan pembinaan mencapai 4.500 peserta. Realisasi ini telah melampaui target akhir tahun yang hanya sebanyak 4.000 petani sawit.

"Lebih dari 6.600 sesi pelatihan telah dilaksanakan dengan total lebih dari 11.600 jam pelatihan sejak inisiatif ini diluncurkan," tegasnya.

Menurut dia, banyak dari para petani yang telah membuat kemajuan dalam persyaratan administratif untuk mencapai kesiapan sertifikasi.

Dalam catatannya, sebanyak 120 petani di Langkat dan Subulusaalam yang memiliki 112 bidang tanah telah memverifikasi legalitas tanah mereka.

"Ini sebuah langkah penting menuju sertifikasi. Di Aceh dan Sumatra Utara, lebih dari 2.500 petani yang memiliki lebih dari 2.700 bidang tanah telah menyelesaikan survei sertifikasi mereka yang merupakan prasyarat untuk memverifikasi legalitas tanah mereka," kata dia.

Dengan demikian, secara keseluruhan lebih dari 3.000 petani telah mengambil langkah menuju kesiapan sertifikasi melalui partisipasi mereka dalam program Sawit Terampil.

Baca Juga: Daftar 21 Komoditas yang Bakal Dilarang Ekspor Bahan Mentahnya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya