TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Mulyani Waspadai Dinamika Global Masih Berlanjut di 2024  

Ekonomi AS dan Eropa melemah imbas kenaikan suku bunga

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. ANTARA/HO-Humas Kemenkeu/Faiz.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mewanti-wanti semua pihak untuk tetap mewaspadai berbagai dinamika global yang diprediksi akan tetap terjadi di tahun depan.

Hal ini karena pertumbuhan ekonomi dunia belum menunjukkan pemulihan yang cukup kuat, karena masih dibayang-bayangi oleh kenaikan suku bunga acuan negara maju. 

"Dari sisi dunia pertumbuhan ekonomi juga masih belum menunjukkan suatu pemulihan yan cukup kuat. Karena kenaikan suku bunga acuan higher for longgar juga akan memberikan bayangan negatif terhadap tahun 2024," ucapnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI, Senin (5/6/2023).

Baca Juga: Dorong Pemulihan Ekonomi, Kemendagri Gelar Indonesia Maju Expo & Forum

1. Kinerja ekonomi AS perlu diwaspadai

Chairman Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell pada Rabu (21/9/2022) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) untuk kelima kalinya tahun ini. (dok. YouTube Washington Post)

Ia mengingatkan bahwa posisi Amerika Serikat (AS) patut diwaspadai, meskipun Negeri Paman Sam tidak akan terpuruk ke jurang resesi. Begitu, pula dengan laju ekonomi Eropa meski tidak masuk resesi, namun pertumbuhan ekonominya hanya sekitar 0 persen hingga 1 persen.

"Amerika walaupun resilient, tidak jatuh ke dalam jurang resesi, namun pertumbuhannya hanya slightly above 1 persen. Ini menggambarkan bahwa suku bunga higher for longer bisa menghasilkan perekonomian weaker for longer. Baik untuk Eropa, Amerika dan eksternal kita, termasuk RRT," ujarnya

Baca Juga: Stafsus Sri Mulyani Bantah JK soal RI Bayar Utang Rp1.000 T per Tahun

2. Ekonomi China tetap lemah

Ilustrasi Resesi (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, ekonomi China pada kuartal I tercatat hanya tumbuh 3 persen (YoY), realisasi ini lebih rendah dari proyeksi awal disaat China mulai membuka kembali ekonominya (re-opening) yang diharapkan bakal mendongkrak mobilitas serta ekonominya.

Menkeu menyebut, saat ini China tengah memformulasikan berbagai kebijakan baru untuk mendorong ekonominya.

"Dengan begitu, kami berharap jika kebijakan ini berhasil akan memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi China dan dan terhadap permintaan komoditas kita, karena ekspor impor, kecenderungannya sudah mulai terkoreksi ke bawah," tegasnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya