TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tidak Hengkang, Djarum dan Wings Group Bakal Bangun Kebun Raya di IKN

Konsorsium nusantara akan bangun hotel

Lokasi Titik Nol Ibukota Nusantara di Kalimantan Timur, Kamis (8/6/2023). (IDN Times/Sri.Wibisono)

Jakarta, IDN Times - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) membantah jika Djarum dan Wings keluar dari Konsorsium Nusantara. Karena sejak awal, kedua grup konglomerat ini memang tidak tergabung dalam konsorsium yang dipimpin Agung Sedayu Group (AGS).

Konsorsium Nusantara terdiri dari 10 perusahaan yang akan membangun Hotel Nusantara di IKN, di antaranya, ASG, Sinarmas, Pulau Intan, Adaro, Salim Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra, Kawan Lama, dan Alfamart.

"Djarum dan Wings Group tidak benar hengkang dari Konsorsium Nusantara. Konsorsium Nusantara yang membangun Hotel Nusantara terdiri 10 perusahaan yang waktu itu sudah disebutkan, dan memang Djarum dan Wings tidak termasuk di situ, tidak termasuk di 10 yang membangun Hotel Nusantara," kata Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi, Otorita IKN, Agung Wicaksono, dalam Media Briefing Virtual, Selasa (16/1/2024).

Baca Juga: Jokowi Bakal Groundbreaking 10 Proyek di IKN, Ini Daftarnya 

1. Wings dan Djarum bakal bangun botanical garden

web

Meski tidak masuk dalam Konsorsium Nusantara, kedua perusahaan raksasa itu tetap ikut membangun IKN melalui proyek Botanical Garden atau kebun raya.

"Contohnya yang belum dari periode ini, tapi periode selanjutnya, yaitu dalam pembangunan botanical garden, dan itu nanti kita akan melihat selanjutnya," ucap Agung.

2. Tidak ganggu proyek IKN

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat pembangunan rumah susun bagi para ASN dan Hankam yang akan bertugas di IKN Nusantara. (dok. Kementerian PUPR)

Djarum dan Wings tidak keluar dari konsorsium, sehingga tidak mengganggu keberlanjutan proyek.

"Jadi kalau dikatakan hengkang tidak benar, dan tentunya apakah mengganggu berjalannya proyek (IKN), tidak ada yang mengganggu," ujar Agung. 

Baca Juga: Dorong Referendum, Peneliti BRIN Ungkap Kesalahan Proyek IKN

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya