TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Usai Gas Terus, Harga Emas Antam Akhirnya Turun

Harga emas Antam mulai mengalami reversal

Emas batangan Antam. (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Jakarta, IDN Times - Harga emas yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk atau Antam turun Rp4.000. Dengan penurunan itu, harga emas Antam kini berada di angka Rp1,343 juta per gram pada pada awal perdagangan, Senin (21/4/2024).

Sementara itu, harga buyback berada di level Rp1,238 juta per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: Harga Emas Antam Stagnan, Dibanderol Rp1,347 Juta per Gram 

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp721,5 ribu.
  • Harga emas 1 gram: Rp1,343juta.
  • Harga emas 2 gram: Rp2,62 juta.
  • Harga emas 3 gram: Rp3,91 juta.
  • Harga emas 5 gram: Rp6,49 juta.
  • Harga emas 10 gram: Rp12,925 juta.
  • Harga emas 25 gram: Rp32,18 juta.
  • Harga emas 50 gram: Rp64,295 juta.
  • Harga emas 100 gram: Rp128,512 juta.
  • Harga emas 250 gram: Rp321,015 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp641,82 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp1,283 miliar.  

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen. 

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa, tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya