Fakta-Fakta Komitmen PT Vale Terapkan ESG Tambang Nikel
Vale akan dikunjungi Presiden Jokowi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sorowako, IDN Times – Presiden Joko “Jokowi” Widodo menjadi kepala pemerintahan Indonesia kedua yang berkunjung ke area penambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk, di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Presiden Soeharto pernah berkunjung ke kawasan ini pada tahun 1977.
Kunjungan Jokowi pada Kamis, 30 Maret 2023 menjadi momen bersejarah. Sorowako, kota kecil yang tadinya sebuah desa, mendadak sibuk, karena dikunjungi ribuan orang dari berbagai pihak, baik tamu dari pusat, provinsi, kabupaten maupun keluarga besar Vale Indonesia.
Selain karena kinerja perusahaan yang kinclong, berkaitan dengan derasnya permintaan produksi nikel, pengelolaan Environmental Social and Corprorate Governance (ESG) di perusahaan tambang yang berusia 55 tahun ini dianggap layak dicontoh. Tidak heran, kata Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Vale, Febrianny Eddy, pihaknya kerap diminta membagikan prosedur penerapan ESG.
“Jadi ada orang juga bilang setelah banyak pujian, orang juga nanya, boleh dong copy paste, minta dong kalian punya prosedur. It’s not about copy paste. ESG itu inisiatif sendiri. ESG itu dibangun dalam how we are doing mining, how we operate our plant,” kata Febriany dalam acara unjuk wicara #NgobrolSeru by IDN Times pada 14 Februari 2023 lalu.
Apa saja fakta-fakta PT Vale Indonesia yang perlu diketahui?
Baca Juga: Punya Prosedur ESG yang Baik, Bos PT Vale: Banyak yang Mau Copy Paste
1. Memiliki tiga area operasional dan berusia 55 tahun pada 2023
PT Vale Indonesia Tbk berdiri pada 25 Juli 1968 sebagai perusahaan penambangan bijih nikel dan produksi nikel dalam matte. Ini adalah produk antara yang didapat dari pengolahan bijih nikel. Produk nikel matte memiliki kadar nikel 78 persen sehingga nilainya lebih tinggi dari feronikel yang hanya memiliki kadar nikel 25-45 persen. Di Indonesia, Vale satu-satunya penghasil nikel matte.
Vale mencatatkan diri di Bursa Eek Indonesia (BEI) pada 16 Mei 1990 dengan kode saham INCO, sesuai nama perusahaan saat itu.
Vale memiliki tiga area operasional yaitu Blok Sorowako di Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan, Indonesia Growth Project (IGP) Morowali di Desa Sambalagi, dan Bahomotefe, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, IGP Pomalaa di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
PT Vale beroperasi di Indonesia dalam naungan kontrak karya yang telah diamandemen pada 17 Oktober 2014 dan berlaku hingga 28 Desember 2025 dengan konsensi seluas 118.017 hektar. Luas konsesi terbagi sebesar 70.566 hektar di Sulawesi Selatan, 22.699 hektar di Sulawesi Tengah dan 24.752 hektar di Sulawesi Tenggara.
Data dari buku informasi Vale menyebutkan bahwa produksi nikel dalam matte di Blok Sorowako menggunakan teknologi pyrometallurgy (meleburkan bijih nikel laterit).
Komposisi pemegang saham PT Vale Indonesia Tbk terbagi sebagai berikut, sebanyak 43,79 persen dikuasai Vale Canada Limited, 20, 64 persen dimiliki investor public, 20 persen milik PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) MIND.ID, 15,03 persen punya Sumitomo Metal Mining. Co Ltd (SMM), dan 0,54 persen oleh Vale Japan Ltd. Data ini per 31 Desember 2022.
Baca Juga: Profil Febriany Eddy, Membangun Karier di PT Vale hingga Jadi CEO