5 Dampak Ekonomi jika AS Gagal Bayar Utang
AS harus bayar utang Rp462.138 triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dibayangi ancaman gagal bayar utang. Negeri Paman Sam itu tercatat memiliki utang sebesar 31,4 triliun dolar AS atau setara Rp462.138 triliun (kurs Rp14.717 per dolar AS).
Adapun nominal utang tersebut telah mencapai ambang batas utang negara. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen bahkan mengatakan kemungkinan pemerintah tak mampu melunasi utang yang jatuh tempo pada 1 Juni 2023 mendatang.
Sejak Januari 2023 lalu, Departemen Keuangan AS juga telah berupaya menggunakan anggaran yang ada untuk belanja negara demi memenuhi kewajiban.
Dalam sebuah surat kepada Ketua DPR AS Kevin McCarthy, Yellen mengatakan jika AS gagal membayar utang, maka dampaknya akan sangat besar bagi warga AS, dan juga negara itu sendiri.
“Jika Kongres gagal menaikkan batas utang, itu akan menyebabkan kesulitan besar bagi keluarga Amerika, membahayakan posisi kepemimpinan global kita, dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan kita untuk mempertahankan kepentingan keamanan nasional kita,” tulis Yellen dalam surat tersebut seperti yang dilansir dari CNN, Rabu (3/5/2023).
Menurut Direktur Kebijakan Ekonomi dari Bipartisan Policy Center, Shai Akabas mengatakan, jika pemerintah gagal melunasi utang, kemungkinan sejumlah pihak yang seharusnya menerima pembayaran dari pemerintah federal, maka tak akan mendapatkannya.
“Puluhan juta orang di seluruh negeri yang mengharapkan pembayaran dari pemerintah federal mungkin tidak menerimanya tepat waktu,” kata Shai Akabas.
Selengkapnya, berikut lima dampak yang akan dirasakan warga AS jika pemerintah gagal bayar utang.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Imbas AS Berisiko Gagal Bayar Utang
Baca Juga: Ekonomi AS Melambat, Rupiah Berorot Level Rp14.786 per Dolar AS
1. Pencairan jaminan sosial akan terhambat
Pemerintah AS memiliki kewajiban pembayaran jaminan sosial yang cukup besar. Ada 66 juta pensiunan, pekerja disabilitas, dan penerima jaminan sosial lainnya yang menjadi tanggungan pemerintah. Pembayaran rata-rata untuk pensiunan pekerja adalah 1.827 dolar AS atau setara Rp26,89 juta per bulan pada tahun 2023.
Tunjangan dibayarkan empat kali dalam sebulan. Menurut data Kantor Anggaran Kongres, pemerintah membayar 25 miliar dolar AS atau setara Rp367,83 triliun setiap minggu untuk jaminan sosial.
Menurut data National Committee to Preserve Social Security and Medicare, hampir dua pertiga penerima manfaat bergantung pada jaminan sosial untuk setengah dari pendapatan mereka. Bagi 40 persen penerima, pembayaran tersebut setidaknya 90 persen dari pendapatan mereka.
Dalam skenario gagal bayar utang, pembayaran itu dapat ditunda, meskipun Departemen Keuangan dapat terus melakukan pembayaran tepat waktu karena adanya dana perwalian program hak.
Namun, jika penundaan jaminan sosial benar terjadi, maka jutaan warga AS yang mengandalkan dana tersebut untuk membayar biaya perawatan kesehatan, makanan, sewa, dan utilitas dapat terbebani.
Selain jaminan sosial, banyak pembayaran pemerintah lainnya juga dapat terpengaruh, termasuk pendanaan kupon makanan; hibah federal kepada negara bagian dan kotamadya untuk Medicaid, jalan raya, pendidikan, dan program lainnya; serta pembayaran Medicare ke rumah sakit, dokter, dan rencana asuransi kesehatan.
Baca Juga: Dituduh AS Lakukan Jebakan Utang, China: Gak Masuk Akal!