TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Ancaman Inflasi Tinggi, Mitratel Siapkan Jurus Ini 

Mitratel siap-siap hadapi kenaikan biaya operasional

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengakuisisi 6 ribu menara telekomunikasi strategis milik Telkomsel. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Ancaman inflasi tinggi membayangi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Untuk mengantisipasi lonjakan inflasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menyiapkan sejumlah strategi.

Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama mengatakan pihaknya telah memastikan kemampuan keuangan perusahaan bisa menutupi potensi kenaikan biaya operasional karena inflasi.

"Tadi kalau kita melihat EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) kita untuk tower business ada di 85 persen-an. Jadi EBITDA 85 persen dengan CPI (Consumer Price Index) hanya 15-20 persen, itu sudah bisa cover biaya operasional kita apabila ada kenaikan inflasi," ucap Hendra dalam diskusi media di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga: Mengintip Prospek Mitratel Usai Buyback Saham Rp1 Triliun 

Baca Juga: Masuk IDX80 dan Kompas100, Saham MTEL Berpotensi To The Moon

1. Mitratel antisipasi kenaikan bunga utang akibat inflasi

Tower Mitratel (Dok. TelkomGroup)

Di sisi lain, pihaknya juga mengantisipasi kenaikan bunga utang akibat inflasi. Apalagi, menurutnya ada kemungkinan tingkat suku bunga naik di semester II-2022 ini.

"Kalau dari sisi cost of fund, tadi yang saya sampaikan kita akan spare dari sisi loan kita dengan perbankan ataupun dengan instrumen lainnya supaya kita bisa mengantisipasi atas kenaikan tingkat suku bunga yang diperkirakan mungkin di semester kedua ini," tutur Hendra.

Baca Juga: Mitratel Akuisisi 6 Ribu Menara Telkomsel Pakai Dana IPO

2. Mitratel cetak laba Rp892 miliar di semester I-2022

Mata uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Pada semester I-2022 lalu, Mitratel mencetak laba bersih sebesar Rp892 miliar pada semester I-2022, tumbuh 27,2 persen.

Adapun laba bersih tersebut berasal dari capaian pendapatan perusahaan sebesar Rp3,72 triliun pada semester I-2022, naik 15,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kemudian, marjin EBITDA dan marjin laba bersih dalam semester pertama tahun ini masing-masing tercatat meningkat menjadi 77,5 persen dan 23,9 persen.

Adapun kontributor utama dari peningkatan laba ini diakibatkan oleh marjin EBITDA dari portfolio penyewaan Menara yang bertumbuh menjadi 85,2 persen, setara dengan industri.

Selama semester I-2022, mayoritas kontribusi pendapatan berasal dari pendapatan sewa menara yang mengalami pertumbuhan sebesar 13,5 persen, dari Rp2,93 triliun menjadi Rp3,33 triliun. Kontribusi lainnya berasal dari tower-related business yang meningkat 35,4 persen menjadi Rp399 miliar.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya