TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Kekhawatiran Ekonomi Melemah, Rupiah Loyo Pagi Ini

Rupiah melemah 10 poin ke Rp15.202,5 per dolar AS

Ilustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Kamis (6/10/2022).

Mengutip data Bloomberg, kurs rupiah dibuka melemah 10 poin ke level Rp15.202,5 per dolar AS pada perdagangan pagi ini.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Rabu (5/10/2022) kemarin, kurs rupiah menguat sebanyak 55 poin atau 0,36 persen ke level Rp15.192,5 per dolar AS.

Bahkan hingga pukul 09.25 WIB, kurs rupiah masih melemah 11 poin atau 0,07 persen ke level Rp15.203,5 per dolar AS.

Baca Juga: Kurs Rupiah Kembali Goyang Dolar AS, Potensi Menguat Seharian

Baca Juga: Sore Ini Rupiah Berhasil Tahan Laju Dolar AS di Rp15.192

1. Pasar was-was inflasi di Indonesia makin tinggi

Menurut pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, sentimen dari kekhawatiran akan inflasi tinggi dan perlambatan ekonomi Indonesia bisa menahan penguatan rupiah.

"Dari dalam negeri, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi karena inflasi dan suku bunga tinggi masih bisa menahan penguatan rupiah terhadap dolar AS," kata Ariston kepada IDN Times.

Baca Juga: Sempat Mundur, Elon Musk Jadi Beli Twitter Senilai 44 Miliar Dolar AS

2. Kinerja ekonomi AS yang makin loyo bisa beri peluang rupiah untuk menguat

Meski begitu, pelaku pasar di AS juga masih menyoroti pelemahan ekonomi Negeri Paman Sam itu dikarenakan kinerja manufaktur AS menurun. Hal itu dibuktikan dengan angka purchasing managers index (PMI) manufaktur AS anjlok ke 50,9 pada September, terendah sejak Mei 2020.

Di sisi lain, pasar juga melihat Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) mulai menahan kenaikan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR).

"Penguatan rupiah bisa ditopang oleh konsolidasi dolar AS karena ekspektasi The Fed bakal mulai menahan kenaikan suku bungannya akibat perlambatan yang mulai terjadi di perekonomian AS. Beberapa waktu lalu data survei aktivitas manufaktur AS bulan September menunjukkan penurunan," tutur Ariston.

Baca Juga: Rupiah Sedikit Bertenaga Pagi Ini, Bakal Bertahan Seharian Gak ya?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya