TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bos ASDP Cerita Sulitnya Berantas Calo Tiket di Merak

Praktik calo tiket sebabkan penumpukan di pelabuhan

Sejumlah pemudik pejalan kaki antre masuk ke kapal "Roll on-Roll off" (RoRo) untuk menyeberang ke Pulau Sumatera di Pelabuhan Merak, Banten, Rabu (27/4) dini hari. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Jakarta, IDN Times - Praktik calo tiket kapal penyeberangan di Pelabuhan Merak menjadi salah satu penyebab penumpukan calon penumpang, terutama di periode mudik Lebaran.

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebagai operator kapal penyeberangan di Pelabuhan Merak telah berupaya mengurangi praktik calo tiket, namun memang belum tuntas.

Meski begitu, Direktur Utama ASDP, Ira Puspadewi mengatakan dengan sistem ticketing online saat ini, praktik calo itu sudah berkurang.

“Saya ingin melihatnya, ini PR bersama, saya kira bapak-bapak juga setuju. Ini PR bersama Indonesia, bukan hanya ASDP. Kebetulan sektor ASDP melayani masyarakat di bottom of the economy. Tetapi kami berharap secara sistem, itu berkurang,” kata Ira dalam media briefing di kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Baca Juga: ASDP Catatkan Kenaikan Penumpang, Pengguna Ferizy Tembus 1,38 Juta

1. ASDP pecat pegawai yang terlibat praktik calo tiket

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi. (IDN Times/ Helmi Shemi)

Ira mengatakan, pihaknya juga pernah menemukan adanya keterlibatan pegawai dengan praktik calo tiket. Namun, Ira memastikan pegawai itu sudah dipecat.

“Kalau ditanya, masih ada? Masih ada. Tapi ada orang dalam? Ada yang kejadian ada orang dalam, dan kami pecat langsung,” ucap Ira.

2. ASDP pakai cara halus dan bertahap buat berantas calo tiket

Pelabuhan penyeberangan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). (dok. ASDP)

Menurut Ira, para calo tiket biasanya adalah masyarakat yang tinggal di sekitar Pelabuhan Merak, dan bekerja di sektor informal. Ira mengatakan, pihaknya menggunakan cara yang halus dan bertahap dalam memberantas calo tiket, alias menghindari penindakan yang keras.

“Kami memilih untuk menggunakan cara yang mungkin tidak revolusioner, tapi kita ingin caranya lebih halus. Saya memikirnya begini saja, mereka itu adalah orang-orang yang sebenarnya cari makan sama dengan kita semua. Kebetulan kita beruntung, kita berada di sektor yang formal. Kalau kami mau pakai force beneran, bisa. Kami korporasi, insyaallah kami punya sumber daya. Tapi memang caranya pelan,” tutur Ira.

Baca Juga: ASDP Ungkap Alasan Truk ODOL Dilarang Naik Kapal Penyeberangan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya