TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BUMN 'Keroyokan' Kejar Target Dekarbonisasi, dari IDSurvey hingga PLN

BUMN kejar target nol emisi karbon di 2060

ilustrasi emisi karbon dioksida (pexels.com/Pixabay)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah punya target mencapai nol emisi karbon atau net zero carbon emission pada 2060. Untuk mencapai target itu, sejumlah BUMN berpartisipasi dalam program dekarbonisasi.

Selain target nol emisi karbon, ada juga target pembangunan rendah karbon sesuai Paris Agreement untuk mengurangi emisi gas rumah kaca berbasis National Determined Contribution (NDC) hingga 29 persen sebagaimana yang disampaikan pada pertemuan COP26 2021 lalu.

Adapun upaya dekarbonisasi untuk mencapai kedua target di atas, diawali dengan penandatangan nota kesepahaman antara PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI, induk Holding IDSurvey (Holding BUMN Jasa Survei), dengan sejumlah BUMN, yakni Pertamina, PLN, Perum Perhutani, Semen Indonesia, Pupuk Indonesia, MIND ID, PTPN, dan PT Energy Management Indonesia (EMI) yang merupakan anak usaha PLN.

Baca Juga: RI Butuh Rp3.500 T untuk Tekan Emisi Karbon, Anggarannya dari Mana?

1. Para BUMN penghasil emisi keroyokan kejar dekarbonisasi

Penandatanganan Nota Kesepahaman Dekarbonisasi BUMN. (dok. IDSurvey)

Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengatakan para BUMN menjadi pioneer dalam mengejar dekarbonisasi. Pada 2021 lalu, BUMN telah melakukan beberapa inisiatif, dan juga telah memiliki Program Management Office (PMO) khusus. Terdapat 4 PMO Inisiatif Ekosostem untuk mengimplementasikan Nilai Ekonomi Karbon (NEK), yaitu BUMN Carbon Market, Green Industry Cluster, Maksimalisasi NBS Potential, dan Scale-up EV Adoption.

“Ada 7 BUMN yang bergabung pada saat itu, dan termasuk juga yang hadir dalam kesempatan siang hari ini, yaitu PTPN, Pupuk Indonesia, Pertamina, Mind ID, PLN, Semen Indonesia, BKI, begitu juga dengan Perhutani yang kita lihat merupakan BUMN yang memiliki potensi untuk bersinergi. BUMN_BUMN ini di satu sisi menjadi BUMN yang selama ini kita kenal sebagai penghasil emisi, atau produsen emisi, tetapi ada juga yang berpotensi untuk memberikan National Best Climate Solution, seperti Perhutani dan PTPN,” ujar Pahala dalam keterangan resmi, Kamis (3/2/2022).

Baca Juga: RI Bisa Cuan US$15 Miliar per Tahun dari Perdagangan Karbon

2. Harus ada upaya dari hulu dan hilir buat turunkan emisi

Holding BUMN Jasa Survei (ID SURVEY) resmi dibentuk. (dok. ID SURVEY)

PMO tersebut ditindaklanjuti dalam penandatanganan nota kesepahaman pilot project dekarbonisasi itu. Berdasarkan hasil identifikasi PMO telah ditemukan beberapa hal, salah satunya diperlukan adanya inisiatif untuk bisa menurunkan emisi secara end to end atau dari hulu ke hilir, terutama melalui efisiensi energi, migrasi, atau perubahan jenis energi yang mungkin memiliki emisi yang lebih tinggi agar dapat di ubah menuju emisi yang lebih rendah.

“Atau ada dua hal lain yang juga sudah diidentifikasi, yaitu bagaimana kita bisa melihat pengembangan dari usaha line of business yang mungkin akan bisa menjadi pendorong untuk menurunkan emisi, misalnya pengembangan daripada ekosistem EV (EV Battery) pada kendaraan roda dua dan roda empat, atau pun bagaimana kita mengembangkan Green Industry Cluster, geothermal, dan energi baru dan terbarukan," kata Pahala.

"Nah ini merupakan inisiatif-inisiatif yang sudah kita identifikasi dan mulai kita lakukan perhitungan secara matang untuk melihat apakah inisiatif tersebut bisa berkontribusi pada komitmen Indonesia untuk bisa menurunkan emsii 29 persen pada tahun 2030 nanti, ini tentunya memerlukan validasi dan verifikasi bersama-sama,” lanjut Pahala.

Pahala berharap, dalam waktu dekat, MoU tersebut dapat diimplementasikan. “Moga-moga dalam waktu yang sangat dekat, harapan kamia dalah bahwa kita bisa terus maju dari MoU menjadi implementasi, untuk bisa melakukan penilaian, best lining, certification, dan sekaligus melakukan penerapan penurunan emisi ke depannya,” ucap Pahala.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya