TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Emas Makin Mahal, Tembus Rp1,34 Juta per Gram! 

Harga emas hari ini naik Rp10 ribu

Investasi emas semakin diminati masyarakat Kota Medan. Permintaan emas antam keluaran PT Aneka Tambang Tbk, cukup tinggi dengan kenaikan 20 persen. (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Jakarta, IDN Times - Harga emas yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk atau Antam naik Rp10 ribu pada perdagangan Jumat (19/4/2024). Dengan begitu, harga emas hari ini menyentuh Rp1,345 juta per gram, menjadi rekor termahal sepanjang sejarah.

Sementara itu, harga buyback hari ini menurut situs logammulia.com, stagnan di Rp1,24 juta per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp722,5 ribu.
  • Harga emas 1 gram: Rp1,345 juta.
  • Harga emas 2 gram: Rp2,63 juta.
  • Harga emas 3 gram: Rp3,92 juta.
  • Harga emas 5 gram: Rp6,5 juta.
  • Harga emas 10 gram: Rp12,945 juta.
  • Harga emas 25 gram: Rp32,237 juta.
  • Harga emas 50 gram: Rp64,395 juta.
  • Harga emas 100 gram: Rp128,712 juta.
  • Harga emas 250 gram: Rp321,515 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp642,82 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp1,286 miliar.  

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Baca Juga: Kapan Harga Emas Turun? Ini Faktor-Faktor yang Menentukan

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Baca Juga: DCFX Ungkap Alasan Investasi Emas Menarik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya