TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Saham Bisa Naik-Turun, Ini Sederet Penyebabnya

Ada faktor internal dan eksternal

Ilustrasi Saham Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Saham yang diperdagangkan di bursa memiliki nilai atau harga yang fluktuatif. Harga saham bisa naik atau turun, mengikuti kondisi pasar.

Bagi seorang investor yang membeli saham saat harganya masih terus tumbuh, bisa tiba-tiba menghadapi penurunan nilai saham yang sudah dibeli. Atau bisa juga terjadi sebaliknya.

Dikutip dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jumat (4/8/2023), hal itu sangat wajar dihadapi investor di pasar modal.

Secara umum, ada beberapa faktor yang mempengaruhi naik turun harga saham suatu perusahaan, yakni faktor internal dan eksternal.

Baca Juga: Sudah Akhir Pekan, Intip Saham-saham yang Menguat Tinggi Pagi Ini

1. Pengertian faktor internal dan eksternal

ilustrasi perusahaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun faktor internal ialah hal-hal yang timbul dari dalam perusahaan, dan kemudian terbaca oleh publik atau pemegang saham.

Kondisi tersebut akan mempengaruhi aksi jual dan beli saham, yang menyebabkan harga mengalami kenaikan atau justru menurun.

Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar perusahaan. Misalnya kondisi perekonomian global, dan sebagainya.

2. Contoh faktor internal yang mempengaruhi harga saham

Ilustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)

Contoh pertama faktor internal yang mempengaruhi harga saham ialah faktor fundamental perusahaan. Fundamental ialah hal-hal yang berkaitan dengan kinerja perusahaan tersebut.

Misalnya kinerja keuangan, produksi, kondisi perekonomian perusahaan, dan sebagainya. Jika kondisi fundamentalnya bagus, maka bisa menyebabkan tren harga sahamnya naik. Sedangkan saham dari perusahaan yang memiliki fundamental buruk akan menyebabkan tren harga sahamnya turun.

Contoh kedua ialah aksi korporasi. Aksi korporasi adalah kebijakan yang diambil manajemen perusahaan, dan bisa mengubah hal-hal fundamental dalam perusahaan. Misalnya seperti akuisisi, merger, right issue, atau divestasi.

Lalu, proyeksi kinerja perusahaan pada masa mendatang juga bisa mempengaruhi harga saham. Proyeksi ini berasal dari analisis fundamental perusahaan. Di antara beberapa faktor, yang paling menjadi sorotan adalah tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku/Price to Book Value (PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya