Jokowi Minta Ada Kesepakatan Global untuk Tekan Harga Pangan
Harga pangan dunia menunjukkan tren kenaikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo hari ini menerima sejumlah pimpinan Bank Dunia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (16/2/2022). Dalam pertemuan itu, Jokowi meminta adanya kesepakatan global untuk menekan harga pangan dunia yang mengalami tren kenaikan.
Adapun delegasi Bank Dunia yang bertemu Jokowi, antara lain Axel Van Trotsenburg selaku Managing Director of Operations, Manuela V. Ferro selaku Vice President East Asia and Pasific Region, serta Satu Kahkonen selaku Country Director Indonesia.
Dalam pertemuan itu, Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati; dan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung.
Sri Mulyani mengatakan tren kenaikan harga pangan dunia sangat disoroti oleh Jokowi. Sebab, kondisi itu bisa mengancam pemulihan ekonomi dunia.
"Bapak Presiden sangat ingin bahwa pemulihan ekonomi dunia itu tidak terdisrupsi karena kenaikan harga, terutama harga pangan, yang tentu akan sangat membebani masyarakat. Oleh karena itu, perlu suatu kesepakatan global mengenai hal itu," kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi Sekretariat Kabinet, Rabu (16/2/2022).
Baca Juga: Di Forum G20, Sri Mulyani Pamer Keberhasilan RI Pulihkan Ekonomi
Baca Juga: Sri Mulyani Ajak Dunia Kurangi Transaksi Pakai Dolar AS
1. Jokowi bahas Presidensi G20 Indonesia dengan Bank Dunia
Secara keseluruhan, pertemuan Jokowi dengan delegasi Bank Dunia hari ini, membahas beberapa hal penting seperti Presidensi G20 Indonesia, transisi energi, lingkungan, penanganan pandemik COVID-19, hingga isu-isu kawasan.
Sri Mulyani mengatakan delegasi Bank Dunia memberikan dukungannya terhadap agenda-agenda G20 di Indonesia yang disampaikan dalam kunjungan siang tadi.
"Banyak negara yang masih tertinggal (pemulihan ekonominya), dan itu tentu perlu mendapatkan perhatian agar tema Indonesia 'Recover Together, Recover Stronger' itu bisa betul-betul terjadi di mana kepemimpinan Indonesia dan melalui dukungan dari G20, serta lembaga-lembaga internasional bisa memberikan perhatian kepada negara-negara yang masih belum bisa pulih," ucap Sri Mulyani.
Dia mengatakan pemulihan ekonomi yang belum merata ke seluruh dunia juga disebabkan oleh terbatasnya akses vaksin di sejumlah negara.
"Dari sisi tantangan ekonomi di dalam negeri dari negara-negara yang berpendapatan rendah, itu menjadi suatu tantangan yang luar biasa. Jadi ini adalah salah satu pembahasan untuk G20, Bank Dunia akan mendukung dan tentu kepemimpinan Indonesia penting," tutur Sri Mulyani.
Baca Juga: Jokowi Naikkan Uang Tunjangan Agen Intelijen, Segini Besarannya