TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Karyawan Perempuan Tolak Usulan Pakar soal BUMN Jadi Koperasi

Dinilai menekan kesuksesan yang sudah diraih perempuan

Kantor pusat Kementerian BUMN. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Srikandi BUMN, yang merupakan komunitas karyawan perempuan di BUMN, menolak usulan menjadikan BUMN sebagai koperasi. Usulan yang ramai dibahas itu pertama kali dilontarkan oleh tokoh koperasi Indonesia, Suroto PH dalam diskusi di akun YouTube KBA Talk.

Ketua Srikandi BUMN, Tina Kemala Intan, mengatakan wacana tersebut mengecewakan banyak perempuan yang telah mendapatkan kepercayaan untuk mengemban sejumlah posisi strategis di BUMN.

"Tentu ide ini sangat menyakitkan bagi kami, para perempuan, yang telah berjuang untuk mendapatkan kesamaan hak dan kesempatan di BUMN," ujar Tina dikutip dari keterangan resmi, Selasa (6/2/2024).

1. Kesetaraan gender di BUMN sudah berhasil meningkat

Ilustrasi Perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Tina mengingatkan, keberhasilan transformasi BUMN dalam beberapa tahun terakhir tak hanya berdampak signfikan pada aspek kinerja perusahaan, melainkan implementasi nilai-nilai sosial dan kesetaraan gender di lingkungan BUMN.

"Dalam 4 tahun terakhir di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, BUMN telah melakukan banyak terobosan konkret dalam memberikan kesempatan kepada perempuan," ucap Tina.

Baca Juga: Petani Tebu Curhat ke Prabowo, Minta Pabrik Gula BUMN Digeber Lagi

2. Peran perempuan di lingkup direksi BUMN terus meningkat

Ilustrasi Sekelompok Perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Tina mengatakan, peran perempuan di BUMN terus meningkat, salah satunya dari jumlah direksi BUMN yang mana 21 persennya adalah perempuan, dan ditargetkan akan mencapai 25 persen dari total seluruh direksi BUMN.

"Kalau status BUMN diubah menjadi koperasi, kami tidak yakin para perempuan akan mendapatkan kesempatan yang sama dengan apa yang telah dilakukan di BUMN saat ini," tutur Tina.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya