TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KCI Setop Sementara Rencana Impor KRL Bekas dari Jepang

BPKP sedang tinjau kereta ke Jepang

KRL Commuter Line berada di Stasiun Serpong, Tangerang Selatan (22/9/2021). (IDN Times/Herka Yanis)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT KAI Commuter atau KCI, Suryawan mengatakan pihaknya menghentikan sementara rencana impor kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang.

Penghentian itu dilakukan karena pemerintah dan KCI masih menunggu tinjauan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait urgensi impor kereta bekas tersebut.

“Selama kegiatan reviu tersebut dilaksanakan, maka seluruh proses tahapan impor kereta bekas untuk tahun 2023 dan 2024 dihentikan sampai dengan proses reviu selesai dilaksanakan,” kata Suryawan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (27/3/2023).

Baca Juga: Ternyata, Ini Alasan KCI Baru Minta Impor Kereta Bekas Jepang Sekarang

1. BPKP sedang meninjau kereta bekas ke Jepang

Suasana Stasiun KRL Commuter Line jalur Tanah Abang-Serpong. (IDN Times/Herka Yanis)

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo mengatakan BPKP sudah meninjau perusahaan yang dipilih untuk memasok rangkaian kereta untuk KCI.

"Sekarang sudah dalam tahap peninjauan ke Jepang oleh tim BPKP dan tim KCI, seminggu yang lalu. Dan Tim BPKP sudah bertemu dengan JR East (East Japan Railway Company) dan melihat sendiri bahwa kereta-kereta yang akan diimpor itu masih beroperasi sampai sekarang," tutur Didiek.

Baca Juga: KCI Mau Impor Kereta Bekas dari Jepang, Kemenperin: Industri RI Mampu!

2. KCI berencana impor 29 kereta bekas dari Jepang

Penumpang menunggu KRL Commuter Line di Stasiun Serpong, Tangerang Selatan (22/9/2021). (IDN Times/Herka Yanis)

Suryawan mengatakan, pihaknya mengajukan impor 29 KRL bekas dari Jepang. Menurutnya, KCI sebelumnya sudah meminta kereta produksi PT INKA untuk menutupi kebutuhan operasional KRL. Namun, produksi PT INKA akan membutuhkan waktu yang lama.

“Untuk kebutuhan 2023-2024 yaitu kebutuhan sebanyak 10 trainset di 2023 dan 19 trainset di 2024, PT INKA menyatakan belum sanggup saat itu, karena informasi pada saat kita pembicaraan di awal, 2022, mereka butuh waktu kurang lebih 32 bulan saat itu," kata Suryawan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya