TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mendag Lutfi Dapat Banyak Pujian dari Warganet Malaysia, Ada Apa? 

Pernyataan Lutfi di WEF Davos dipuji warganet Malaysia

Eks Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi (weforum.org)

Jakarta, IDN Times - Sejak awal pekan lalu, video yang menayangkan debat Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, di World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss jadi perbincangan oleh pengguna Twitter.

Video berdurasi 1 menit 34 detik yang diunggah oleh @bawalsakti, seorang warganet Malaysia, telah ditonton 249 ribu kali, dicuit ulang sebanyak 1.586 kali, dan disukai oleh 4.056 pengguna Twitter.

Video tersebut menayangkan Lutfi yang menyampaikan alasan pemerintah Indonesia melarang ekspor sejumlah komoditas mentah atau yang belum diolah. Adapun panel diskusi WEF tersebut dilaksanakan pada Selasa (24/5) lalu.

Baca Juga: 6 Poin Manifesto Milenial ala WEF, Kamu Sepakat?

1. Lutfi membahas tantangan Indonesia mengekspor produk bernilai tambah

Diskusi World Economic Forum di Davos, Swiss, Selasa (24/5/2022). (weforum.org)

Video yang diunggah warganet Malaysia itu menayangkan panel diskusi bertajuk Absorbing the Commodity Stock, dengan moderator Bruce Whitfield, jurnalis yang berbasis di Afrika Selatan.

Selain Lutfi, turut hadir CEO Eurasian Resources Group (ERG), Benedikt Sobotka; Chairman Vedanta Group, Anil Agarwal; Mantan Menteri Luar Negeri, Uni Eropa dan Kerja Sama Spanyol, Arancha González Laya; serta Menteri Ekonomi dan Keuangan Peru, Oscar Miguel Graham Yamahuchi.

Awalnya, Bruce bertanya terkait target pemerintah Indonesia meningkatkan perekonomiannya hingga tiga kali lipat pada 2030. Lalu, Lutfi menjelaskan untuk mencapai cita-cita tersebut, Indonesia fokus melakukan ekspor produk dengan nilai tambah (value added).

Sayangnya, saat Indonesia berupaya mengekspor produk bernilai tambah, banyak negara-negara maju yang protes, bahkan menggugat Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).

"Saat negara berkembang menciptakan sesuatu, negara maju tidak senang. Jadi, saat ini saya menghadapi penyelesaian sengketa (dispute settlement) dengan negara maju hampir setiap hari. Tapi untuk Indonesia, kita tak punya pilihan selain melawannya," kata Lutfi, dikutip dari video yang ramai diperbincangkan warganet Malaysia di Twitter.

Baca Juga: Isu Prioritas G20-B20 Indonesia Jadi Bahasan Utama di WEF 2022

2. Lutfi sebut Eropa juga melakukan hal yang serupa

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi dalam diskusi World Economic Forum di Davos, Swiss, Selasa (24/5/2022). (weforum.org)

Setelah Lutfi berbicara, sang moderator mempertanyakan kebijakan melarang ekspor bahan baku untuk kepentingan Indonesia sendiri. Menjawab itu, menurut Lutfi, tak hanya Indonesia yang mengutamakan kepentingan bangsanya sendiri, tapi juga negara-negara di Eropa.

"Saya tak mau dengar itu. Apakah Anda tahu, orang Eropa memiliki 3,7 vaksin lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Dan mereka mengirimnya ke negara-negara seperti Indonesia, 2 minggu sebelum tanggal kedaluwarsa," balas Lutfi.

Lutfi menjelaskan, pada akhirnya negara-negara tetap mengutamakan kepentingan nasional. Bagi Indonesia, mementingkan kebutuhan lebih dari 270 juta rakyatnya sangatlah penting.

"Pada akhirnya, ini tentang kepentingan nasional. Tapi, kami adalah negara demokrasi. Saya memiliki 270 juta orang lapar. Dan bagian terburuknya adalah media sosial. Ya Tuhan, sangat keras. Dan saya harus memenuhi itu, seperti Eropa yang perlu melayani orang Eropa, seperti negara maju lainnya yang perlu melayani negara maju. Jadi ini adalah perjuangan demokrasi, untuk mempertahankan struktur kelangsungan hidup," kata Lutfi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya