TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menghadap Jokowi, Zulhas Janji Turunkan Harga Telur dalam 2 Minggu

Zulhas sebut harga telur ayam sudah terlalu mahal

Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) menargetkan harga telur ayam akan turun dalam dua minggu. Dia juga sudah menyampaikan hal tersebut langsung kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

"Mudah-mudahan paling lambat dua minggu sudah normal, telur ayam sudah, walaupun nanti juga kita akan tambah untuk ayam yang petelur itu," kata Zulhas usai menghadiri rapat terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Baca Juga: Zulhas Janjikan Harga Telur Ayam Turun Akhir September

Baca Juga: Harga Telur Ayam Naik, Zulhas Ungkap 2 Hal Ini Jadi Penyebabnya

1. Harga telur ayam sudah terlalu mahal

Telur ayam yang dijual di pasar (IDN Times/Holy Kartika)

Dia mengakui, harga telur ayam yang tembus Rp31 ribu per kilogram (kg) untuk rata-rata nasional sudah terlalu mahal.

"Memang harga sedang itu Rp27 ribu sampai Rp28 ribu per kg itu untung yang peternaknya, tapi kalau Rp31 ribu kemahalan," ucap Zulhas.

Baca Juga: Mentan soal Harga Telur Ayam Melonjak: Tanya ke Mendag

2. Zulhas klarifikasi soal sebut bansos jadi biang kerok harga telur ayam melonjak

Ilustrasi penyaluran bantuan pangan non-tunai di kantor pos. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Terkait program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Kartu Sembako yang menjadi penyebab harga telur melonjak, menurut Zulhas karena ada klaim bansos dari keluarga penerima manfaat (KPM) dengan jumlah yang sangat besar dalam 5 hari. Sementara, pasokan telur kala itu tak menutupi permintaan yang besar.

"Ibu Risma memberikan bantuan ke daerah-daerah itu. Nah daerah-daerah itu uangnya dibelanjakan dalam bentuk bantuan sembako hanya waktu 5 hari salah satu isinya telur. Nah ini rapel uangnya 3 bulan gak banyak, jadi ada permintaan 5 hari mendadak pasar kurang suplainya, ya biasa suplai kalau kurang sedikit, kaget, harga naik," kata Zulhas.

Menurut Zulhas, para pemasok telur ayam menyarankan agar insentif BPNT dicairkan setiap bulan. Sehingga, para KPM bisa membelanjakannya setiap bulan, dan jumlahnya tak akan terlalu besar.

"Dari pengusaha telur itu kalau bansos bisa gak tiap bulan, karena telur kan gak bisa cepat, gak bisa sekali bertelur 5. Jadi kalau bisa tiap bulan, jadi kalau dibelanjakan gak ada permintaan yang mendadak banyak," ujar Zulhas.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya