TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Realisasi PEN 43 Persen, Dukungan UMKM dan Kesehatan Paling Kecil

Realisasi PEN mencapai Rp320,35 triliun

Ilustrasi Anggaran. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Menginjak bulan ke-8 di 2021 ini, tepatnya per 13 Agustus 2021, realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai 43 persen. Ada 5 pos, 2 di antaranya realisasinya paling kecil yakni dukungan UMKM dan korporasi, serta penanganan kesehatan.

Lebih rinci, realisasi PEN mencapai Rp320,35 triliun atau 43 persen dari pagu Rp744,77 triliun.

“Untuk program PEN 2021 kita melakukan adjustment yang kuat pada awal Juli, khususnya untuk menghadapi PPKM Level 3 dan 4 di Jawa dan Bali,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu dalam webinar, Rabu (18/8/2021).

Baca Juga: Turun Drastis, Anggaran PEN 2022 Hanya Rp321 Triliun

1. Realisasi insentif usaha paling besar

Ilustrasi Insentif. (IDN Times/Aditya Pratama)

Hingga pertengahan Agustus, realisasi insentif usaha paling besar yakni Rp51,15 triliun atau 81,4 persen dari pagu Rp62,83 triliun. 

Kemudian, realisasi terbesar yang kedua adalah program perlindungan sosial Rp97,18 triliun atau 52,1 persen dari pagu Rp186,64 persen. Selanjutnya, program prioritas Rp49,39 triliun atau 41,9 persen dari pagu Rp117,94 triliun.

"Insentif usaha juga cukup kuat dan pemanfaatannya relatif sangat efektif karena banyak usaha dan sektor yang menggunakan insentif usaha," ucap Febrio.

Baca Juga: Anggaran Infrastruktur Lampaui Kesehatan, Pemerintah Diminta Rombak

2. Realisasi dukungan dunia usaha dan kesehatan paling kecil

Ilustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, realisasi anggaran kesehatan sendiri baru Rp76,64 triliun atau 34,7 persen dari pagu Rp214,96 triliun. Lalu, realisasi dukungan UMKM dan korporasi baru Rp48 triliun atau 29,6 persen dari pagu Rp162,4 triliun.

Meski begitu, menurut Febrio, pemerintah akan terus memaksimalkan penyaluran anggaran untuk penanganan kesehatan.

"Pagunya disiapkan supaya anggaran tidak pernah menjadi masalah dalam konteks kesehatan ini, akan tetapi kalau kita lihat penggunaannya di level 34,7 persen itu artinya memang kita masih punya ruang di sana nanti kalau untuk ketidakpastian yang masih akan bisa terjadi," tutur dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya