TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Stagnan, Harga Emas Hari Ini Rp938 Ribu per Gram

Harga buyback stagnan Rp837 ribu per gram

Ilustrasi Emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Harga emas hari ini, produksi PT Aneka Tambang atau Antam tak berubah alias stagnan. Per Minggu (16/1/2022), emas Antam dijual Rp938 ribu per gram.

Begitu juga dengan harga buyback yang dirilis situs logammulia.com, stagnan di Rp837 ribu per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: Millennial Dicap Konsumtif, Begini Tips Kelola Gaji Supaya Gak Cekak

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

ilustrasi emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Berikut harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp519 ribu
  • Harga emas 1 gram: Rp938 ribu
  • Harga emas 2 gram: Rp1,816 juta
  • Harga emas 3 gram: Rp2,699 juta
  • Harga emas 5 gram: Rp4,465 juta
  • Harga emas 10 gram: Rp8,875 juta
  • Harga emas 25 gram: Rp22,062 juta
  • Harga emas 50 gram: Rp44,045 juta
  • Harga emas 100 gram: Rp88,012 juta
  • Harga emas 250 gram: Rp219,765 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp439,32 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp878,6 juta.

Harga emas di atas merupakan harga dasar, alias belum termasuk pajak. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 0,45 persen bagi pemilik pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,9 persen bagi pembeli yang tidak memiliki NPWP.

Baca Juga: Mengenal NFT, Aset Digital yang Bisa Bikin Kaya dalam Sekejap

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Ilustrasi Emas. (IDN Times/Aditya Pratama)

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, mengatakan salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya