TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Turun Goceng, Cek Rincian Harga Emas 1 Desember 2021

Harga buyback turun Rp6.000

Ilustrasi Emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Harga emas hari ini, produksi PT Aneka Tambang atau Antam pada Rabu (1/12/2021) turun Rp5.000 alias goceng, menjadi Rp925 ribu per gram. Harga buyback juga turun, tapi nilainya berbeda.

Adapun harga buyback  yang dirilis oleh situs logammulia.com turun Rp6.000 menjadi Rp820 ribu per gram. Harga buyback adalah yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan untuk Membantu Pemulihan Ekonomi RI

1. Harga emas Antam dalam pecahan lainnya

(IDN Times/Aditya Pratama)

Berikut harga emas batangan Antam hari ini, dalam pecahan lainnya:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp512,5 ribu
  • Harga emas 1 gram: Rp925 ribu
  • Harga emas 2 gram: Rp1,8 juta
  • Harga emas 3 gram: Rp2,66 juta
  • Harga emas 5 gram: Rp4,4 juta
  • Harga emas 10 gram: Rp8,745 juta
  • Harga emas 25 gram: Rp21,737 juta
  • Harga emas 50 gram: Rp43,395 juta
  • Harga emas 100 gram: Rp86,712 juta
  • Harga emas 250 gram: Rp216,515 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp432,82 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp865,6 juta.

Harga emas di atas merupakan harga dasar, alias belum termasuk pajak. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 sebesar 0,45 persen bagi pemilik pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,9 persen bagi pembeli yang tidak memiliki NPWP.

Baca Juga: Harga Nominal: Pengertian, Nilai Tukar dan Harga Saham

2. Emas merupakan instrumen investasi berisiko rendah

(IDN Times/Aditya Pratama)

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda. Ada yang rendah, moderat, atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik.

Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko tentunya juga akan memberikan imbal hasil atau return yang kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang return-nya besar, maka risikonya juga akan tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya