TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Turun Rp13 Ribu! Cek Rincian Harga Emas 3 Februari 2023

Harga buyback turun Rp18 ribu

Petugas menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas Antam, Jakarta, pada 28 Juli 2020. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Jakarta, IDN Times - Harga emas hari ini, Jumat (3/2/2023), yang diproduksi PT Aneka Tambang atau Antam turun Rp13 ribu menjadi Rp1,029 juta per gram.

Adapun harga buyback hari ini yang dirilis situs logammulia.com, turun Rp18 ribu menjadi Rp928 ribu per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: [OPINI] Apakah Emas Pantas Jadi Portofolio Investasi?

Baca Juga: [WANSUS] Peluang Investasi Emas di 2023, Mending Jual atau Beli?

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp564,5 ribu.
  • Harga emas 1 gram: Rp1,029 juta.
  • Harga emas 2 gram: Rp1,998 juta.
  • Harga emas 3 gram: Rp2,972 juta.
  • Harga emas 5 gram: Rp4,92 juta.
  • Harga emas 10 gram: Rp9,785 juta.
  • Harga emas 25 gram: Rp24,337 juta.
  • Harga emas 50 gram: Rp48,595 juta.
  • Harga emas 100 gram: Rp97,112 juta.
  • Harga emas 250 gram: Rp242,515 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp484,82 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp969,6 juta.  

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Baca Juga: Kisah Spilla Jewelry, Kokoh di Tengah Tren Investasi Emas dan Pandemik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya