Teken Nota dengan Kemenlu, Pertamina Siap Ekspansi di Pasar Global
BUMN minta bantuan Kemenlu agar siap sikapi kebijakan global
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT Pertamina Persero untuk membantu proses ekspansi ke pasar internasional. Penandatanganan berlangsung di Gedung Pancasila, Kamis (28/1/2021).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang hadir dalam penandatanganan itu, berharap Kemenlu bisa membantu PT Pertamina dalam memantapkan sepak terjangnya di pasar global.
“BUMN tentu masih banyak kekurangan, karena itu dengan kehadiran Kementerian Luar Negeri kami bisa dibimbing, apakah nanti dalam kerja sama payung hukumnya, atau kebijakan geo-politiknya, atau risiko dalam kerja sama yang bisa terjadi. Karena negara pasti ada kepentingan lain yang sewaktu-waktu bisa mengubah policy,” kata Erick melalui acara yang disiarkan secara virtual, Kamis (28/1/2021).
Dengan bantuan Kemenlu, kata Erick, pihaknya berharap bisa menyikapi perubahan-perubahan kebijakan di negara-negara tersebut.
Erick pun berharap dengan demikian, PT Pertamina bukan saja menjadi perusahaan yang transparan dan memiliki tata kelola yang baik, tapi juga berkembang di luar negeri dan mampu memperbaiki supply chain energi di Indonesia.
Baca Juga: Dirut Pertamina Masuk Daftar Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia
1. Erick menyebut pemerintah harus semakin solid di tengah pandemik
Penandatanganan kesepakatan itu diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kemenlu Cecep Herawan dengan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati. Erick mengatakan kesepakatan ini adalah strategi pemerintah untuk keluar dari krisis di tengah pandemik COVID-19.
“Menghadapi COVID-19 pemerintah harus semakin solid. Harus meninggalkan ego sektoral, yang selama ini membelenggu kita untuk berlari. Alhamdulillah, kerja sama BUMN dengan Kemenlu luar biasa,” kata Erick
Baca Juga: Keuangan Babak Belur, Utang BUMN Bengkak Jadi Rp1.682 Triliun