TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Margin Laba: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Ada margin laba kotor dan bersih

ilustrasi keuntungan uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kata margin laba mungkin sudah tak asing didengar oleh sebagian orang yang menekuni bidang ekonomi atau orang awam sekalipun. Namun, mungkin kamu mengetahuinya hanya sebatas pengertian umumnya saja, yaitu selisih pendapatan dalam usaha atau bisnis.

Untuk diketahui, margin laba bisa dijadikan sebagai probabilitas prima untuk mengukur keuntungan terhadap pendapatan yang diperoleh. Perhitungan margin laba juga penting untuk mewujudkan keuangan perusahaan yang sehat.

Supaya lebih lengkap, berikut ini penjelasannya termasuk margin laba kotor dan bersih. Yuk simak!

1. Pengertian margin laba

Pexels.com/Sora Shimazaki

Margin laba atau yang biasanya disebut profit margin adalah rasio profitabilitas yang dihasilkan dengan menghitung banding antara laba dan pajak melalui bunga, sekaligus penjualan. Keuntungan ini cenderung dikaitkan dengan laba bersih atau kotor ketika seseorang memperoleh pendapatan.

Semakin tinggi margin laba yang diperoleh, semakin baik reputasi perusahaan yang berkecimpung dalam dunia finansial. Laba yang dihasilkan secara maksimal dapat menjadi penilaian untuk perusahaan dengan kinerja kelola keuangan yang baik.

Keunggulan ini menjadi modal untuk menarik minat para investor, seiring bertambahnya harga saham. Dengan peningkatan investor yang ingin bekerja sama dan melakukan investasi, harga saham perusahaan juga ikut meningkat.

Namun, jika margin laba sebuah perusahaan sudah dinilai rendah, profitabilitas berada di area yang tidak aman. Perusahaan dapat mengalami penurunan dalam penjualan, sehingga perhitungan marginnya akan ikut menurun. Semakin jauh, margin tersebut dapat membawa dampak buruk karena telah bertransformasi menjadi margin rendah, netral, bahkan negatif.

2. Pengertian margin kotor

Unsplash/@AustinMDistel

Jenis margin laba ada dua, yaitu margin laba kotor dan bersih. Yang pertama akan membahas tentang margin laba kotor. Kamu dapat menghitung margin kotor dengan melihat perkembangan bisnis dari waktu ke waktu dan membuatnya secara berkala. 

Indikasi tersebut dapat menjadi tolak ukur seberapa baik proses dan kinerja selama ini. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat persentase. Jika terbilang stabil, berarti bisnismu dalam keadaan sehat. Sebaliknya, fluktuasi atau penurunan secara liar pada setiap interval hitungan menandakan masalah dan kamu perlu memeriksanya.

Margin kotor memiliki variasinya sendiri dalam dunia bisnis. Misalnya, keuntungan sebesar 5-10% diharapkan oleh industri pakaian, maka margin kotor dapat dibandingkan dengan perusahaan yang menjadi pesaing.

Baca Juga: Cara Menghitung Laba Kotor, Apa Bedanya dengan Rumus yang Bersih?

3. Hal yang memicu margin kotor

unsplash

Margin kotor yang meningkat pada bisnis kamu bisa disebabkan oleh banyak indikasi.

Pertama, terlalu banyak hal yang diimprovisasi bisa menaikkan harga per unit. Staf atau pekerja yang kamu miliki tidak mendapatkan pelatihan dengan cara efisien untuk memberikan layanan terbaik. Peralatan perusahaan masih ketinggalan zaman atau tidak menyesuaikan model terbaru dan sesuai keinginan konsumen. Lalu harganya yang masih mahal.

Di beberapa niche bisnis, hal ini sudah menjadi indikasi yang familier ketika melihat peluang usaha. Misalnya, petani organik cenderung memperoleh laba kotor yang lebih besar, daripada non-organik.

Mengapa? Petani organik hanya berkontribusi pada sedikit lahan per hektar dan memperoleh penolakan yang lebih tinggi. Organisasi nasional atau multinasional besar memperoleh laba kotor yang lebih rendah sebab penjualannya lebih banyak untuk pelanggan, seperti Walmart.

4. Margin laba bersih

Laba Bersih Semen Baturaja Tahun 2021 Naik 372 Persen (IDN Times/Dokumen SMBR)

Margin laba bersih adalah metrik yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak laba bersih dan net profit yang dapat dihasilkan oleh perusahaan untuk menentukan seberapa baik bisnismu. 

Kamu bisa menghemat biaya serupa untuk menurunkan laba bersih. Caranya adalah dengan menimbang kembali sewa atau pindah tempat, melakukan perundingan pinjaman atau mencari pihak yang lebih menguntungkan, mengurangi investasi dan staf lembur yang berlebihan, dan mengatur struktur pekerja dengan baik. 

Baca Juga: Laba Ditahan: Pengertian, Manfaat, Karakteristik, dan Faktor Penyebab

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya