TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nilai Nominal: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya

Ada beberapa fungsi dari nilai nominal

Ilustrasi menerima uang tunai. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Nilai nominal merupakan wujud nyata dari nilai uang yang digunakan untuk membayar atau membeli sebuah barang atau jasa. Fungsinya pun dapat mendukung perkembangan perekonomian dan membantu masyarakat untuk bertransaksi.

Ternyata nilai nominal memiliki beberapa jenis dan fungsi dalam keseharian kita. Nilai nominal juga berbeda dengan nilai intrinsik. Mau tahu penjelasan lengkap tentang nilai nominal? Kamu bisa simak artikel ini sampai selesai, ya!

1. Pengertian nilai nominal

ilustrasi uang (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Nilai nominal merupakan nilai uang yang tertera pada instrumen keuangan atau mata uang lainnya.Kamu bisa mengetahui nilai ini dengan mudah jika melihat angka yang ada pada sebuah uang. Misalnya, uang yang tertulis Rp500 atau Rp2.000, keduanya juga memiliki nominal masing-masing Rp500 dan Rp2.000. 

Walaupun keduanya memiliki bahan maupun biaya produksi yang sama, tetap saja jenisnya berbeda karena nominalnya. Dengan begitu, kamu bisa membedakan sebuah uang dengan mudah dan melakukan pembayaran terhadap produk atau barang dengan benar.

2. Jenis-jenis nilai nominal

Ilustrasi uang (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Nilai nominal sering dikaitkan dengan uang penuh, uang tanda, dan paper money.

1. Uang penuh atau full bodied money

Full bodied money adalah uang yang nominalnya merupakan nilai yang tertera pada uang tersebut dan perannya sama dengan bahan atau logam yang dijadikan sebagai material pembuatan uang tersebut. 

Pada jenis tersebut, nilai yang dapat mencirikan jenis uang juga disebut sebagai nilai moneter atau nilai resmi. Nilai tersebut berupa huruf, tulisan, atau angka yang wajib diakui dan diterima masyarakat. Uang penuh umumnya dibuat dari emas atau perak. 

2. Uang tanda

Uang tanda adalah alat pembayaran yang dibuat dari bahan logam, tetapi bukan logam mulia. Uang tanda memiliki nominal yang lebih besar atau tinggi daripada nilai intrinsiknya, sehingga harga yang tertera pada uang lebih tinggi dari harga bahan logamnya.

3. Paper money

Sedangkan paper money biasanya disebut sebagai folding money atau fiduciary money, fiat money. Mengapa disebut uang kertas? Sebab alat pembayaran tersebut memang memenuhi sifat dan syarat terbentuknya uang. 

Folding money merupakan sebutan untuk uang yang dapat dilipat sebelum atau ketika dimasukkan dalam dompet. Fiat money berarti alat pembayaran yang diterbitkan oleh kewenangan dari pemerintah maupun lembaga keuangan, seperti bank sentral negara.

3. Perbandingan antara nilai nominal dan nilai intrinsik

Ilustrasi (IDN Times/Sunariyah)

Nilai nominal pada paper money lebih tinggi ketimbang nilai intrinsiknya, sehingga nilai yang tertulis pada kertas juga menjadi lebih tinggi, daripada harga kertasnya. Kertasnya seringkali diabaikan atau dibuang karena tidak mengandung harga sama sekali. 

Uang kertas juga memiliki julukan lain, seperti credit money atau uang kredit sebagai alat pembayaran yang menyimpan utang autoritas moneter terhadap para pemegangnya. Misalnya, uang kertas dengan pecahan Rp50.000 atau Rp 100.000. 

Uang pecahan Rp100.000 memiliki nominal yang serupa dan intrinsiknya lebih kecil dari jumlah tersebut. Harga kertas yang digunakan untuk membuat uang hanya sekitar Rp10.000, bahkan dapat menjadi lebih kecil. 

Baca Juga: Mata Uang: Pengertian, Sejarah, Fungsi, Daya Beli, dan Nilai Tukar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya