TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Shunsaku Sagami, Miliarder Usia 32 Tahun Asal Jepang

Pengusaha yang bantu UKM di Jepang agar berlanjut

Shunsaku Sagami, miliarder baru asal Jepang yang masih berusia 32 tahun (forbes.com)

Shunsaku Sagami merupakan pendiri sekaligus CEO M&A Research Institute Holdings, perusahaan yang bergerak di bidang layanan merger dan akuisisi serta situs pemasaran di Jepang.

Shunsaku Sagami disebut-sebut menjadi miliarder baru di Jepang pada usia yang masih muda, yaitu 32 tahun. Namanya ramai diperbincangkan setelah perusahaan yang dibangunnya berhasil mendapat keuntungan ratusan miliar. Harga saham perusahaan pun meningkat signifikan sejak Juni 2022.

Lantas, seperti apa profil Shunsaku Sagami? Simak kisah dan perjalanan Shunsaku Sagami dalam membangun kariernya di bawah ini, yuk!

Baca Juga: 10 Negara Pencetak Miliarder Terbanyak di Dunia

Baca Juga: Profil Jassim bin Hamad Al Thani, Calon Pemilik Baru MU

1. Awal karier

Shunsaku Sagami, miliarder asal Jepang berusia 32 tahun yang mendirikan M&A Research Institute Holdings Inc. (forbesjapan.com)

Sosok Shunsaku Sagami menjadi perbincangan hangat berkat pencapaiannya yang fantastis di usia yang masih terbilang muda. Namanya pun dicatut Forbes, majalah bisnis dan finansial asal Amerika Serikat. Simak rangkuman sosok Shunsaku Sagami di bawah ini.

Lulus dari universitas

Shunsaku Sagami merupakan lulusan Universitas Kobe, salah satu universitas tertua dan terbesar di Jepang. Setelah lulus, pria kelahiran 1991 ini memulai kariernya saat bekerja di MicroAd Co., Ltd. pada September 2013. Shunsaku mengembangkan algoritma periklanan saat bekerja di sana.

Mendirikan perusahaan pertama

Shunsaku Sagami mendirikan perusahaan mode media bernama Alpaca pada 2015. Namun, perusahaan itu diakuisisi oleh Vector, agen humas di Tokyo. Alpaca pun berubah nama menjadi Smart Media.

Meski sudah diakuisisi, Shunsaku tetap membantu Smart Media untuk proses akuisisi atau peralihan perusahaan. Saat itu, ia sering menemui proses pembuatan kesepakatan antarperusahaan yang tidak efisien. Ia juga melihat bisnis kakeknya bangkrut karena tidak ada yang meneruskannya.

Shunsaku Sagami pun terpikir untuk mendirikan perusahaan yang membantu pengusaha saat ingin menjual bisnisnya agar diakuisisi oleh pihak lain.

Baca Juga: Hartono Kweefanus, Bos Khong Guan yang Jadi Orang Kaya Filipina

2. Mengembangkan perusahaan

M&A Research Institute Holdings Inc., perusahaan di bidang layanan merger dan akuisisi asal Jepang yang gunakan AI untuk bisnisnya (masouken.com)

Pada Oktober 2018, Shunsaku Sagami mendirikan perusahaan bernama M&A Research Institute Inc di Distrik Chiyoda, Tokyo, Jepang. Shunsaku berangkat dari data bahwa 99% pengusaha di Jepang adalah usaha kecil dan menengah (UKM) dan dua pertiganya tidak memiliki penerus.

Misi Shunsaku adalah membantu usaha kecil dan menengah di Jepang agar terus berlanjut dan tidak bangkrut. Perusahaannya itu kemudian berganti nama menjadi M&A Research Institute Holdings Inc. dan berfokus memberikan layanan merger dan akuisisi serta situs pemasaran di Jepang.

M&A Research Institute menggunakan artificial intelligence (AI) untuk mempertemukan pembeli dengan perusahaan yang berisiko tutup karena pemiliknya sudah tua dan sulit menemukan penerusnya. Adaptasi teknologi itu membuat harga yang ditawarkan adil dan kompetitif serta memudahkan kedua pihak.

Baca Juga: Kekayaan Dito Ariotedjo, Menpora Termuda dan Pengusaha Sukses

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya