Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Juru Bicara Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo dalam konferensi pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) atau SIG menyepakati pengangkatan Juru Bicara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Yustinus Prastowo sebagai Komisaris.

Pengangkatan Yustinus berbarengan dengan penunjukkan beberapa orang baru untuk mengisi posisi Dewan Komisaris SMGR.

"Rapat mengangkat Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan, yaitu Bapak Yustinus Prastowo sebagai Komisaris, Bapak Saor Siagian sebagai Komisaris Independen, Bapak Subhan sebagai Direktur Bisnis dan Pemasaran, dan Ibu Reni Wulandari sebagai Direktur Operasi," ujar Direktur Utama Semen Indonesia, Donny Arsal, dikutip dari situs resmi SMGR, Rabu (19/4/2023).

Sebelumnya, RUPS memberhentikan dengan hormat Astera Primanto Bhakti sebagai Komisaris, Aas Asikin Idat sebagai Komisaris Independen, Aulia Mulki Oemar sebagai Direktur Bisnis dan Pemasaran, dan Adi Munandir sebagai Direktur Supply Chain.

RUPS juga mengubah nomenklatur jabatan Direksi Perseroan yang semula Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Portofolio.

1. Susunan Komisaris dan Direksi SMGR

Direktur Utama Semen Indonesia, Donny Arsal (Dok. Jasa Marga)

Berikut ini susunan Dewan Komisaris terbaru pasca RUPST SIG 2023:

  • Komisaris Utama: Rudiantara
  • Komisaris: Arief Prasetyo Adi
  • Komisaris: Lydia Silvanna Djaman
  • Komisaris: Sony Subrata
  • Komisaris: Yustius Prastowo
  • Komisaris Independen: Saor Siagian
  • Komisaris Independen: Nasaruddin Umar

Berikut ini susunan Dewan Direksi terbaru pasca RUPST SIG 2023:

  • Direktur Utama: Donny Arsal
  • Direktur Bisnis dan Pemasaran: Subhan
  • Direktur SDM dan Umum: Agung Wiharto
  • Direktur Operasi: Reny Wulandari
  • Direktur Supply Chain: Yosviandri
  • Direktur Keuangan dan Manajemen Portofolio: Andriano Hosny Panangian

2. SIG bagikan dividen Rp1,65 triliun

ilustrasi dividen (IDN Times/Esti Suryani)

RUPST juga menyepakati penggunaan laba 2022 sebesar Rp2,36 triliun. Laba tersebut bakal digunakan SIG untuk dua hal, yakni dividen dan cadangan lainnya.

SIG mengalokasikan 70 persen dari laba, yakni sekitar Rp1,65 triliun untuk dividen tunai. Sementara 30 persen sisanya atau Rp709,45 miliar digunakan sebagai cadangan lainnya.

Alokasi untuk dividen meningkat 61,76 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp1,02 triliun. Donny mengatakan, hal tersebut menjadi indikasi bahwa pihaknya terus memberikan nilai tambah untuk para pemegang saham.

Donny menambahkan, SIG bakal terus berupaya memperkuat kapabilitas Perseroan melalui inovasi produk dan layanan, penguatan jaringan distribusi dan optimalisasi fasilitas produksi, hingga peningkatan operational excellence pada aktivitas operasional.

Hal itu termasuk inisiatif digitalisasi yang berkontribusi pada efisiensi untuk menyasar peningkatan kinerja pada 2023.

"SIG berkomitmen untuk terus menjaga kepemimpinan pasar dan mempertahankan kinerja yang positif demi terciptanya pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan bernilai tambah bagi para pemegang saham," ucap Donny.

3. Laba bersih SIG meningkat selama 2022

ilustrasi laba bersih (IDN Times/Aditya Pratama)

SIG berhasil mempertahankan kinerja positif pada 2022 yang sarat akan tantangan bagi industri bahan bangunan, dengan mencatatkan peningkatan laba bersih.

Laba berish yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tersebut naik sebesar 15,5 persen menjadi Rp2,36 triliun bila dibandingkan periode sama pada 2021 sebesar Rp2,047 triliun.

Donny mengatakan, catatan kinerja positif ini tidak terlepas dari kesuksesan inisiatif strategis SIG pada 2022.

Di antaranya melakukan pengelolaan permintaan di pasar pada level mikro dengan menerapkan pendekatan yang unik sesuai dengan karakteristik masing-masing pasar di setiap daerah.

"Kemudian optimalisasi jaringan distribusi, melakukan riset dan pengembangan berkelanjutan untuk menciptakan inovasi produk baru guna merambah ceruk-ceruk pasar yang belum tergarap secara optimal atau belum pernah dimasuki, serta meningkatkan keunggulan operasional melalui modifikasi model operasi dan perbaikan proses produksi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi operasi," tutur Donny.

Editorial Team