Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pesawat Garuda Indonesia. (dok. Garuda Indonesia)
Pesawat Garuda Indonesia. (dok. Garuda Indonesia)

Intinya sih...

  • Plt Menteri BUMN sekaligus COO Danantara, Dony Oskaria mengatakan rencana merger Garuda-Pelita termasuk dalam peta jalan transformasi BUMN.

  • Selain maskapai, pemerintah juga akan melakukan konsolidasi BUMN karya, asuransi, dan migas untuk menyehatkan BUMN secara keseluruhan.

  • Anggota Komisi VI DPR RI menolak rencana merger tersebut karena khawatir akan memperburuk kualitas layanan dan kinerja keuangan Pelita Air Service.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Plt Menteri BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria buka suara soal penolakan merger maskapai Garuda Indonesia dengan Pelita Air Service dari sejumlah Anggota Komisi VI DPR RI.

Dony mengatakan, pihaknya menghargai semua pendapat yang disampaikan. Namun, menurutnya hal itu bukan bentuk ketidaksetujuan atas rencana yang disiapkan.

"Saya rasa bukan tidak setuju, tentu ada banyak pendapat ya. Kita menghargai setiap pendapat, baik juga dari masyarakat dan lain sebagainya," kata Dony di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (24/9/2025).

1. Termasuk dalam peta jalan transformasi BUMN

COO BPI Danantara, Dony Oskaria (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dony mengatakan, pihaknya tengah melanjutkan transformasi besar-besaran di BUMN, dengan mengkonsolidasi BUMN yang memiliki lini bisnis yang sama. Menurutnya, rencana itu sudah tertuang dalam peta jalan (road map) transformasi BUMN.

"Kita tidak mau lagi banyak perusahaan yang tersebar-tersebar di dalam satu industri.

2. Bakal merger BUMN karya hingga asuransi

Kantor pusat Kementerian BUMN. (IDN Times/VadhiaLidyana)

Dony mengatakan, selain maskapai, pihaknya juga akan melakukan konsolidasi BUMN karya dan asuransi. Begitu juga dengan BUMN minyak dan gas (migas).

"Nanti tidak hanya di airlines, tetapi kan juga nanti karya akan di-merger juga, insurance company juga begitu. Kan kita banyak punya perusahaan yang sejenis, tetapi skalanya tidak besar-besar," ucap Dony.

Menurutnya, di setiap rencana pasti ada yang pro dan kontra. Namun, dia menegaskan tujuannya adalah menyehatkan BUMN.

"Dalam perjalanannya tentu ada yang pro dan kontra. Tentu setiap masukannya itu bagus buat kita jadikan sebagai persiapan yang lebih baik lagi di dalam proses penyempurnaan dan penyehatan BUMN," tutur Dony.

3. Anggota Komisi VI DPR RI tolak rencana merger Garuda-Pelita

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP, Mufti Anam. (dok. Youtube TV Parlemen)

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam dari fraksi PDIP menolak rencana merger Garuda Indonesia dengan Pelita Air Service. Dia khawatir, merger akan memperburuk kualitas layanan Pelita Air.

“Saya tidak mau kemudian Garuda membajak Pelita Air yang sudah bagus jadi maskapai kebanggan kita, kemudian akhirnya rusak gara-gara kena virus budaya kerja di Garuda Indonesia yang amburadul,” ucap Mufti dalam rapat dengar pendapat dengan Garuda Indonesia, Senin (22/9).

Anggota Komisi VI DPR RI, Kawendra Lukistian dari fraksi Gerindra juga menyatakan hal serupa. Dia tak mau kinerja Pelita Air tergerus karena merger dengan Garuda Indonesia.

“Kalaupun nantinya Pelita Air masuk ke Garuda, tolong berikan keyakinan kami akan terpengaruh dengan budaya yang kurang oke selama ini, bahwa Garuda berevaluasi jadi lebih baik,” ujar Kawendra.

Editorial Team