Tuai Kritik, PM Kepulauan Cook Tetap Lanjutkan Penambangan Laut

Potensi tambang di Kepulauan Cook sangat besar

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Kepulauan Cook, Mark Brown, mengatakan dirinya kemungkinan besar akan melanjutkan penambangan dasar laut walau dikritik banyak pihak. Penambangan kontroversial itu dianggapnya sebagai langkah yang tepat. 

Brown mengatakan langkah ini diambil demi memajukan perekonomian negaranya. Brown mengaku sangat hati-hati dalam mengambil keputusan dengan mempertimbangkan kelayakan studi. 

Baca Juga: PP Ekspor Pasir Laut Dinilai Cacat Hukum, Ini Penjelasannya

1. PM Brown menilai penambangan dasar laut merupakan peluang bagi negaranya

Kebanyakan dari penolak kebijakan penambangan mempertimbangkan dampak lingkungan terhadap Kepulauan Cook dan sekitarnya. PM Brown menanggapi hal tersebut dan menganggap penambangan merupakan bagian dari tanggung jawabnya. 

“Mencoba peluang ini bukan hanya hal yang benar untuk dilakukan bagi negara kita, ini adalah tanggung jawab yang bisa dilakukan," kata Brown dalam sebuah wawancara email, dilansir The Guardian pada Jumat (7/7/2023). Dia menekankan bahwa pemerintahnya belum membuat keputusan apakah akan menambang dasar laut atau tidak.

Ada pula batas waktu keputusan bagi pemerintah setempat pada 9 Juli 2023 mendatang. Hal ini membuat International Seabed Authority harus menyelesaikan peraturan yang mengatur penambangan laut dalam. Peraturan tersebut kemungkinan tidak akan siap, tapi negara dan perusahaan diyakini sudah dapat mengajukan izin untuk memulai eksploitasi dasar laut.

Baca Juga: Libya Tangkap 60 Warga China yang Lakukan Penambangan Kripto

2. Pemerintah Kepulauan Cook bertekad menerapkan penambangan ramah lingkungan

Tuai Kritik, PM Kepulauan Cook Tetap Lanjutkan Penambangan Lautlepas pantai (pixabay.com/catmoz)

Pada awal 2023, Pemerintah Kepulauan Cook berencana untuk mengembangkan sektor mineral dasar laut yang ramah lingkungan. Walau begitu, pimpinan oposisi Tina Browne mengkritik pemerintah karena terburu-buru dalam hal penambangan laut dalam.

Tina Browne mengatakan kelompok oposisi mempertahankan pendekatan yang sangat hati-hati terhadap aktivitas penambangan dasar laut komersial mengingat terlalu banyak hal yang tidak diketahui tentang dasar laut dan dampak jangka panjang dari penambangan itu.

Ada kekhawatiran luas tentang dampak penambangan laut dalam terhadap ekosistem dan habitat di kedalaman. Oposisi juga mempertanyakan apakah penambangan laut merupakan hal yang mendesak untuk dilakukan bagi perekonomian negara. 

Penambangan laut dalam masih dalam tahap percobaan, dan dampaknya terhadap ekosistem laut dalam masih belum diketahui. Tetapi informasi yang ada telah membuat para ilmuwan memperingatkan bahwa hilangnya keanekaragaman hayati tidak dapat dihindari, dilansir Islands Business. 

Baca Juga: 5 Fakta Danau Biru Bintan, Bekas Penambangan Pasir!

3. Potensi tambang Kepulauan Cook dinilai bisa memenuhi kebutuhan dalam 80 tahun ke depan

Kepulauan Cook merupakan negara dengan 15 pulau kecil yang terletak di antara Tonga dan Polinesia Prancis. Populasi di sana berjumlah sekitar 18 ribu jiwa. Diperkirakan ada kekayaan mineral yang sangat besar di sekitar 7 miliar ton nodul polimetalik yang berada di dasar lautnya. Terbentuk selama jutaan tahun, nodul bulat ini kaya akan kobalt, tembaga, nikel, dan mangan.

Brown sebelumnya mengatakan Kepulauan Cook dapat menjadi sumber logam strategis kritis dengan nodul yang cukup untuk memenuhi permintaan kobalt dunia saat ini selama 80 tahun ke depan. Bersama dengan Nauru, Tonga, dan Kiribati, Kepulauan Cook adalah negara sponsor perusahaan internasional yang bersiap memberikan izin untuk menambang dasar laut.

Pada 2022, Kepulauan Cook mengeluarkan tiga izin eksplorasi di dalam zona ekonomi eksklusifnya.Seluas 20 ribu kilometer persegi dasar laut Kepulauan Cook telah dipetakan dan menjadi sampel biologis dan geologis untuk penambangan dasar laut.

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya