ilustrasi seorang konten kreator (freepik.com/jcomp)
Secara umum, ada tiga jenis strategi affiliate yang umumnya digunakan para penjual, yaitu:
1. Influencer
Siapa yang tidak tahu istilah influencer? Beberapa tahun ke belakang, banyak bermunculan para mikro selebriti atau influencer di media sosial. Bagi para penjual, kehadiran mereka dinilai memiliki kemampuan dan kekuatan untuk memengaruhi orang lain. Khususnya dalam pengambilan keputusan pembelian produk.
Seorang influencer dengan jumlah followers yang banyak di media sosial bisa jadi lebih mudah untuk memberi pengaruh kepada pengikutnya untuk membeli suatu produk.
2. Media massa
Media massa juga bisa digunakan untuk menerapkan metode pemasaran affiliate. Saat ini, pengertian media massa sudah berkembang luas dan tidak hanya media-media konvensional, seperti televisi dan radio. Namun, termasuk juga media online, akun-akun media sosial, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, media massa bisa dimanfaatkan untuk melakukan strategi pemasaran ini. Kembali lagi pada target pasar, budget, dan produk yang dijual.
3. Blogger
Istilah blogger atau bloger mungkin terdengar kuno karena tren menulis di blog sudah ada sejak belasan tahun lalu. Namun, definisi bloger saat ini bukan hanya orang yang menulis di situsnya sendiri. Melainkan juga bisa merujuk pada orang-orang yang menghasilkan produk berupa teks, audio, atau video pada berbagai platform online.
Bloger sekilas mirip dengan influencer, yaitu sama-sama bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan sebuah produk. Namun, blogger biasanya cenderung lebih dipercaya oleh para calon konsumen. Mengapa? Sebab blogger dianggap memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang suatu produk yang lebih luas dibanding influencer.
Misalnya, perusahaan smartphone yang ingin memasarkan produknya mungkin akan lebih memercayai para reviewer HP yang lebih menguasai dunia teknologi untuk mempromosikan produk mereka daripada influencer yang fokus pemahamannya tidak sama.