Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sekelompok orang bersenang-senang (pexels.com/Helena Lopes)
ilustrasi sekelompok orang bersenang-senang (pexels.com/Helena Lopes)

Intinya sih...

  • Istilah baru funemployment populer di kalangan anak muda

  • Muncul saat resesi besar 2007-2009

  • Manfaat bagi kehidupan dan karier, tapi ada risiko finansial

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Istilah funemployment mengacu pada periode ketika seseorang memutuskan untuk menikmati waktu luang yang datang bersama dengan kondisi menganggur.

Dilansir Investopedia, istilah gaul tersebut biasanya digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang kehilangan pekerjaannya lalu memilih menggunakan kebebasan barunya.

Hal itu biasanya digunakan untuk melakukan aktivitas santai, seperti bepergian, ke pantai, atau aktif secara fisik hingga menemukan pekerjaan baru.

Karena merupakan istilah buatan, tidak ada aturan khusus terkait funemployment selain aturan yang berlaku untuk klaim tunjangan pengangguran.

1. Istilah yang populer di kalangan anak muda

ilustrasi menyisihkan waktu untuk bersenang-senang (pexels.com/helena lopes)

Funemployment merupakan istilah yang relatif baru dan muncul setelah krisis keuangan global. Kata ini berasal dari gabungan fun (kesenangan) dan unemployment (pengangguran).

Secara sederhana, funemployment menggambarkan masa menganggur yang dipakai untuk bersenang-senang. Fenomena tersebut biasanya dialami anak muda dengan sedikit tanggungan finansial atau orang yang memiliki cukup tabungan untuk menikmati waktu luang tambahan.

Banyak di antara mereka menilai mencari pekerjaan baru bisa menjadi proses panjang dan penuh tekanan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

Selama masa funemployment, aktivitas yang dipilih bisa beragam, mulai dari berolahraga, bersosialisasi, hingga melakukan perjalanan. Ada juga yang memilih mengisi waktunya dengan kegiatan bermakna tanpa bayaran, seperti menjadi relawan di komunitas.

2. Muncul saat resesi besar 2007-2009

Ilustrasi resesi (freepik.com)

Istilah funemployment pertama kali populer saat Resesi Besar (Great Recession) antara tahun 2007–2009. Pada periode itu, sekitar 8,8 juta pekerja di Amerika Serikat mengajukan tunjangan pengangguran.

Sejak saat itu, istilah tersebut terus digunakan untuk menggambarkan kondisi pengangguran yang dijalani dengan cara positif.

Beberapa orang bahkan memilih periode funemployment untuk merencanakan langkah karier berikutnya, atau sekadar beristirahat dari rutinitas kerja demi menikmati aspek kehidupan lain.

3. Manfaat funemployment bagi kehidupan dan karier

ilustrasi bersenang-senang dengan sahabat (pexels.com/Helena Lopes)

Masa funemployment kerap dianggap bermanfaat karena memberi kesempatan memperbaiki kualitas hidup sekaligus mendapatkan perspektif baru terkait karier. Waktu tanpa gangguan itu sering dimanfaatkan untuk mengejar minat dan passion, seperti mengikuti kelas atau menjadi relawan.

Contohnya, seorang filantropis bisa saja memutuskan menjadi relawan di yayasan favorit atau bergabung dengan dewan organisasi nirlaba. Orang tua juga bisa memanfaatkan funemployment untuk meluangkan lebih banyak waktu bersama anak.

Selain itu, periode tersebut juga memungkinkan seseorang mengevaluasi kembali aspirasi kariernya. Ada pula yang memutuskan beralih ke pekerjaan dengan fleksibilitas lebih tinggi, seperti menjadi kontraktor independen atau freelancer.

4. Risiko finansial yang harus diwaspadai

Ilustrasi bokek (Pexels.com/Nicola Barts)

Meski memberi banyak peluang positif, funemployment juga memiliki risiko. Kondisi ini bisa menimbulkan masalah finansial jika tidak ada sumber pendapatan lain, apalagi bagi mereka yang memiliki tanggungan atau utang.

Tidak adanya gaji tetap membuat seseorang sulit bertahan lama dalam kondisi ini karena kebutuhan hidup tetap berjalan, mulai dari tagihan hingga cicilan.

Selain itu, periode funemployment yang terlalu panjang bisa menjadi tantangan saat melamar kerja kembali, karena calon pemberi kerja biasanya menilai riwayat pekerjaan yang stabil.

Sebagian besar orang yang menjalani funemployment mengandalkan tabungan untuk membiayai aktivitas santai atau perjalanan.

Namun, tidak semua orang berhak mendapatkan tunjangan pengangguran, terutama mereka yang berhenti bekerja secara sukarela tanpa alasan sah, seperti kondisi kerja tidak aman, diskriminasi, atau pelecehan.

Fenomena tersebut juga berisiko berubah menjadi pengangguran biasa jika tabungan atau tunjangan habis sebelum mendapatkan pekerjaan baru.

Editorial Team