Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IMGR 2026: Pengangguran Lulusan Sarjana Naik 12,5 Persen di 2025

ilustrasi pengangguran yang sedang cari kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pengangguran yang sedang cari kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bagi sebagian orang, meraih pendidikan tinggi merupakan tantangan besar. Hilangnya kesempatan untuk bekerja hingga kendala biaya menjadikan anak muda mengubur mimpi untuk lanjut ke pendidikan tinggi. Namun, persoalan tidak berhenti di sana.

Bagi mereka yang sudah meraih gelar sarjana pun dihadapkan oleh tantangan baru di dunia kerja. Kurikulum yang ketinggalan zaman, minimnya pengalaman nyata, hingga kurangnya pelatihan soft skills membuat Gen Z dan Milenial merasa tidak cukup siap menghadapi persaingan. Indonesia Millennial and Gen Z Report 2026 by IDN Research Institute menjelaskan lengkap data soal ini.

1. 60 persen kendala gen Z dan milenial tidak melanjutkan pendidikan tinggi karena kendala finansial

ilustrasi anak kuliah (unsplash.com/Brooke Cagle)
ilustrasi anak kuliah (unsplash.com/Brooke Cagle)

Tidak selamanya punya pendidikan bagus bisa mengantarkan kita untuk memiliki pekerjaan yang bagus juga. Begitu pun, tidak semua orang yang bisa sekolah bisa terus melanjutkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

Buat gen Z dan milenial, mimpi kuliah seringkali kandas bukan karena kurang ambisi saja. Faktanya, Indonesia Milenial and Gen Z Report (IMGR) 2026 mencatat bahwa ada 60 persen anak muda terpaksa mengubur mimpi bisa kuliah karena terbentur biaya.

Mengapa hal itu terjadi? Anak muda zaman sekarang mulai menyesuaikan ekspektasi mereka dengan kondisi yang ada. Alih-alih mengejar apa yang mereka impikan, keputusan mereka bergantung pada apa yang mereka pandang di masa depan dan realitanya seperti apa. Akhirnya, mereka menunda mimpi demi tujuan hidup yang lebih dekat dan realistis.

2. Mengapa gen Z dan milenial merasa tidak siap menghadapi dunia kerja?

pexels-peterjkambey-16007661.jpg
ilustrasi bekerja (pexels.com/peterjkambey)

Selain kendala finansial, milenial dan gen Z mengalami tantangan baru yang tidak kalah berat. Nyatanya, dunia kerja ternyata tidak selalu sejalan dengan apa yang diajarkan saat masih bersekolah. Banyak anak muda mempertanyakan apakah sistem pendidikan yang selama ini mereka percaya bisa memberikan masa depan yang lebih baik.

Dari kuliah langsung bekerja, generasi milenial sering merasa apa yang mereka pelajari tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Sementara gen Z punya pandangan yang lebih kritis tentang efektivitas sistem pendidikan dan tantangan zaman.

Data dari IMGR 2026 mengungkapkan kesenjangan realita pendidikan dan pekerjaan. Hampir separuh responden (49 persen) menilai kurikulum usang dan sudah ketinggalan zaman. Sementara 48 persen gen Z dan milenial merasa kurang mendapatkan pengalaman magang atau praktik kerja nyata.

Sebanyak 46 persen gen Z dan milenial merasa tidak siap masuk ke dunia kerja juga dikarenakan oleh minimnya keterampilan yang mereka punya seperti kepemimpinan, komunikasi, dan manajemen waktu. Hal-hal itulah yang membuat mereka kecewa karena adanya ketimpangan antara kualitas pendidikan yang diberikan dengan realita di dunia kerja.

3. Angka pengangguran tahun 2025 naik 12,5 persen dibanding 2020

pexels-tima-miroshnichenko-6914467.jpg
Ilustrasi bekerja (pexels.com/Photo by Tima Miroshnichenko)

Ketidaksiapan kedua generasi ini bukan sekadar kekhawatiran. Data menunjukkan bahwa ada lonjakan tinggi angka pengangguran di Indonesia yang terjadi karena ketidaksiapan diri sekaligus bekal yang kurang matang.

Data IMGR 2026 menyebut angka pengangguran lulusan sarjana tahun 2025 mencapai 12,5 persen yang berarti naik dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan lima tahun sebelumnya. Bahkan, data survei mengungkapkan 60 persen pengangguran merupakan lulusan dari jurusan-jurusan di bidang sosial dan humaniora. Jurusan tersebut ditaksir memiliki banyak peminat tetapi jumlah lulusannya melebihi peluang kerja yang ada.

Permasalahan ini bukan karena kesalahan mahasiswa melainkan sistem pendidikan yang berlaku. IMGR 2026 menyebut sistem pendidikan sekarang masih menekankan pada nilai ujian dan sertifikat. Padahal, pemberi kerja lebih memprioritaskan soft skill seperti ketangkasan, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah.

4. Skill yang masih relevan hingga sekarang

ilustrasi bekerja (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi bekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Jika melihat kedua generasi ini, mereka memiliki karakteristik yang berbeda. Sebanyak 57 persen gen Z lebih menekankan pentingnya berpikir kritis daripada milenial. Data yang dihimpun oleh IDN Research Institute juga menunjukkan bahwa gen Z lebih unggul secara emotional intelligent (47 persen) dan innovation (49 persen) dibanding milenial.

Sementara untuk empati, milenial menduduki posisi yang lebih tinggi sebanyak 43 persen daripada gen Z. Skill-skill ini masih relevan hingga sekarang dan dibutuhkan dalam dunia kerja. Untuk itu, penting untuk mengintegrasikan keterampilan digital, kewirausahaan, dan soft skills lainnya ke dalam kurikulum.

5. Kesenjangan pemikiran soal pendidikan bagi masyarakat perkotaan dan kota sekunder

pexels-canvastudio-3277808 (1).jpg
ilustrasi bekerja (pexels.com/canva studio)

Tentunya skill yang relevan dengan perkembangan zaman ini membutuhkan dukungan sistem. Artinya, kemampuan individu saja gak cukup dan harus didukung oleh sistem pendidikan yang lebih aplikatif, efektif, dan adaptif. Mengapa?

Ada kesenjangan ekspektasi bahwa anak muda perkotaan melihat bagaimana gagalnya sebuah sistem dan menuntut perubahan. Sedangkan, IDN Research Institute merangkum fakta bahwa 67 persen anak muda yang hidup di kota sekunder merasa pendidikan-lah yang mempersiapkan mereka dengan baik untuk dunia kerja.

IDN menggelar Indonesia Summit 2025, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air. Dengan tema "Theme: Thriving Beyond Turbulence Celebrating Indonesia's 80 years of purpose, progress, and possibility". IS 2025 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara.

IS 2025 diadakan pada 27 - 28 Agustus 2025 di Tribrata Dharmawansa, Jakarta. Dalam IS 2025, IDN juga meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2026.

Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute. Melalui survei ini, IDN Media menggali aspirasi dan DNA Milenial dan Gen Z, apa nilai-nilai yang mendasari tindakan mereka. Survei dilakukan pada Februari sampai April 2025 dengan studi metode campuran yang melibatkan 1.500 responden, dibagi rata antara Milenial dan Gen Z.

Survei ini menjangkau responden di 12 kota besar di Indonesia, antara lain Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makassar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us