Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Saham Blue Chip: Pengertian, Ciri, Contoh, Kelebihan dan Kekurangan

ilustrasi pendapatan saham (unsplash.com/ Chris Liverani)

Saham blue chip bagi masyarakat awam memang terdengar asing sehingga tidak semua orang mengerti makna dari istilah ini. Namun, istilah ini rupanya sangatlah populer terutama di kalangan trader dan investor saham bahkan bisa jadi jenis saham yang satu ini selalu diperebutkan. 

Saham yang sangat populer di dunia sekuritas ini mungkin membuat siapa saja yang mendengarnya menjadi penasaran. Untuk memahaminya, mari simak penjelasan tentang saham blue chip di bawah ini.

1. Pengertian

ilustrasi grafik pendapatan (unsplash.com/mjessier)

Saham blue chip adalah saham milik perusahaan besar yang sudah terbukti stabil secara keuangan, memiliki reputasi tinggi, serta dipercaya oleh banyak investor karena kinerjanya yang konsisten. Perusahaan-perusahaan ini biasanya merupakan pemimpin di sektor industrinya dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Mereka juga dikenal rutin membagikan dividen, bahkan saat kondisi ekonomi tidak terlalu baik.

Istilah “blue chip” diambil dari permainan poker, di mana chip berwarna biru memiliki nilai tertinggi. Maka dari itu, saham blue chip juga dianggap memiliki nilai investasi yang tinggi dan aman dalam jangka panjang.

2. Ciri-ciri

ilustrasi pendapatan saham (unsplash.com/ Chris Liverani)

Berikut adalah ciri khas saham blue chip:

  • Kapitalisasi pasar besar: Umumnya masuk dalam indeks LQ45 atau IDX30 di Indonesia.
  • Reputasi kuat: Diakui sebagai pemimpin pasar di sektornya (market leader).
  • Stabilitas keuangan: Memiliki pendapatan dan laba bersih yang stabil selama bertahun-tahun.
  • Rutin membagikan dividen: Memberikan dividen secara teratur sebagai bentuk keuntungan bagi investor.
  • Likuiditas tinggi: Banyak diperjualbelikan di pasar, sehingga mudah dicairkan.
  • Manajemen berpengalaman: Dipimpin oleh manajemen profesional dengan visi jangka panjang.

3. Contohnya di Indonesia

ilustrasi pendapatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Beberapa saham blue chip yang terkenal di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain:

  • BBCA - Bank Central Asia: Bank swasta terbesar di Indonesia dengan layanan perbankan digital terdepan.
  • BBRI - Bank Rakyat Indonesia: Fokus pada pembiayaan sektor UMKM denganjaringan cabang terluas.
  • TLKM - Telkom Indonesia: Pemimpin industri telekomunikasi dengan layanan internet, data, dan jaringan.
  • UNVR - Unilever Indonesia: Perusahaan barang konsumsi dengan produk seperti Rinso, Lifebuoy, Sunsilk.
  • ASII - Astra Internationa: Konglomerat otomotif, agribisnis, hingga keuangan.

4. Kelebihan

ilustrasi analisa pergerakan harga saham (Unsplash.com/AustinDistel)

Investasi pada saham blue chip memiliki banyak keunggulan, seperti:

  • Relatif aman dan stabil: Karena berasal dari perusahaan besar dan mapan, saham ini lebih tahan terhadap gejolak ekonomi.
  • Dividen rutin: Saham blue chip sering membagikan dividen yang menarik sebagai bentuk keuntungan pasif.
  • Likuiditas tinggi: Saham ini mudah dibeli dan dijual karena banyak diminati oleh investor institusi maupun ritel.
  • Portofolio jangka panjang yang kuat: Cocok sebagai landasan investasi jangka panjang karena potensi pertumbuhan nilai yang konsisten.

5. Kekurangan

Ilustrasi memantau pergerakan saham. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Meski tergolong aman, saham blue chip juga punya kekurangan:

  • Pertumbuhan tidak terlalu cepat: Karena perusahaan sudah besar, potensi kenaikan harga sahamnya cenderung lebih lambat dibanding saham-saham kecil (saham second liner).
  • Harga saham relatif mahal: Saham blue chip umumnya memiliki harga tinggi, sehingga butuh modal lebih besar untuk mulai berinvestasi.
  • Tidak cocok untuk trading jangka pendek: Kurangnya fluktuasi tajam membuatnya kurang menarik bagi trader harian yang mengejar profit cepat.

6. Fakta unik

Ilustrasi IT (lifepal.co.id)

1. Asal usul nama "blue chip" dari dunia poker

  • Istilah blue chip berasal dari permainan poker, di mana chip berwarna biru memiliki nilai tertinggi.
  • Analogi ini dipakai di pasar saham untuk menggambarkan perusahaan yang bernilai tinggi dan kredibel.

2. Lebih tahan terhadap krisis ekonomi

  • Saham blue chip terbukti lebih tahan banting saat krisis seperti pandemi COVID-19 atau krisis finansial 2008.
  • Investor institusional kerap menjadikannya pilihan untuk diversifikasi risiko.

3. Sering masuk indeks saham terkemuka

  • Di Indonesia, saham blue chip umumnya tergabung dalam LQ45, IDX30, atau MSCI Indonesia Index.
  • Di luar negeri, contohnya saham blue chip masuk Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500.

4. Menjadi tolak ukur kinerja pasar

  • Kinerja saham-saham blue chip sering dijadikan patokan performa pasar secara keseluruhan, karena mewakili kekuatan ekonomi nasional.
  • Jika mayoritas saham blue chip naik, biasanya menandakan sentimen pasar sedang positif.

5. Didominasi oleh sektor keuangan dan konsumsi

  • Di Indonesia, saham blue chip didominasi oleh sektor perbankan, telekomunikasi, dan barang konsumsi.
  • Hal ini mencerminkan kebutuhan dasar masyarakat dan stabilitas sektor-sektor tersebut.

6. Digemari oleh investor global

  • Banyak investor asing yang masuk ke pasar modal Indonesia memilih saham blue chip karena dianggap aman dan berisiko rendah.
  • Saham ini sering mendapat porsi besar dalam reksa dana dan dana pensiun.

7. Bisa dibeli secara fraksional

  • Saat ini, kamu bisa membeli saham blue chip dengan lot kecil atau bahkan 1 saham saja, melalui fitur saham fraksional di beberapa platform sekuritas digital.

8. Sering dijadikan dividen aristokrat

  • Beberapa saham blue chip dikenal sebagai "dividend aristocrat" karena membagikan dividen rutin selama puluhan tahun.
  • Di luar negeri contohnya seperti Coca-Cola dan Johnson & Johnson.

7. Perbedaan saham blue chip dan saham gorengan

ilustrasi pergerakan saham (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

1. Kualitas perusahaan

  • Blue chip: Dimiliki oleh perusahaan besar, mapan, dan memiliki fundamental keuangan yang sangat kuat.
  • Gorengan: Umumnya berasal dari perusahaan kecil, tidak terkenal, dan fundamentalnya lemah atau bahkan merugi.

2. Pergerakan harga

  • Blue chip: Pergerakan harga relatif stabil, tidak fluktuatif secara ekstrem dalam waktu singkat.
  • Gorengan: Harga bisa naik-turun tajam dalam waktu singkat karena spekulasi atau manipulasi pasar.

3. Volume dan likuiditas

  • Blue chip: Sangat likuid (mudah diperjualbelikan), dengan volume transaksi yang tinggi setiap hari.
  • Gorengan: Volume sering tidak stabil. Bisa tiba-tiba tinggi saat digoreng, lalu sepi setelah itu.

4. Tujuan investor

  • Blue chip: Cocok untuk investasi jangka panjang karena dianggap aman dan menghasilkan dividen.
  • Gorengan: Biasanya diburu untuk trading jangka pendek demi mendapat untung cepat.

5. Risiko investasi

  • Blue chip: Risiko relatif rendah, terutama untuk investor konservatif atau pemula.
  • Gorengan: Risiko sangat tinggi. Bisa untung besar, tapi juga berpotensi rugi besar dalam waktu singkat.

6. Dividen

  • Blue chip: Biasanya rutin membagikan dividen tahunan.
  • Gorengan: Jarang membagikan dividen karena perusahaan biasanya belum menghasilkan laba.

7. Minat investor institusi

  • Blue chip: Diminati oleh investor institusi, asing, dan manajer investasi karena kredibilitasnya.
  • Gorengan: Jarang dilirik investor besar. Mayoritas digerakkan oleh spekulan ritel.

8. Contoh saham

  • Blue chip (Indonesia): BBCA (BCA), BBRI (BRI), TLKM (Telkom), UNVR (Unilever), ASII (Astra).
  • Gorengan: Biasanya saham berharga murah (di bawah Rp500), dari emiten tidak terkenal dan sering mengalami suspensi oleh BEI.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizna Hidayah
Anata Siregar
3+
Rizna Hidayah
EditorRizna Hidayah
Follow Us