ilustrasi Kota Shanghai, China (pexels.com/Wolfram K)
Tujuan utama sistem ekonomi sosialis adalah menghapus dan mengurangi kesenjangan antara golongan kaya dan miskin. Dengan peran pemerintah dalam mengatur kegiatan ekonomi, maka hak-hak buruh dapat dilindungi. Gak heran kalau beberapa negara masih setia mengandalkan sistem ini demi menciptakan keadilan sosial yang lebih merata.
Korea Utara: Negara komunis ini menggunakan sistem ekonomi sosialis. Ciri khasnya terlihat jelas dari lambatnya perkembangan ekonomi dan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap negara dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Cina: Negara adidaya ini juga pernah menerapkan sistem ekonomi sosialis. Tak seperti Korea Utara, Tiongkok justru berhasil menunjukkan perkembangan ekonomi yang luar biasa. Seiring waktu, negeri tirai bambu ini mulai bertransformasi, terutama setelah melakukan sejumlah reformasi kebijakan penting.
Kuba: Kalau ingin melihat ciri-ciri sistem ekonomi sosialis, Kuba adalah jawabannya. Pemerintah Kuba memiliki kendali penuh atas hampir semua aspek perekonomian, termasuk industri, pertanian, dan distribusi barang. Mereka menggunakan sistem perdagangan terrutup dan membatasi investor asing.
Sistem ekonomi sosialis dikenal sebagai sistem ekonomi yang dimaksudkan karena segala aktivitas ekonominya dikendalikan langsung oleh pemerintah. Di sisi lain, sistem ini juga membawa kekhawatiran terkait penyalahgunaan kekuasaan. Meski menawarkan pemerataan kesejahteraan, sistem ini perlu diawasi agar tidak mengekang kebebasan individu.