ilustrasi menghitung pengeluaran lebih banyak karena inflasi (pexels.com/Karolina Kaboompics)
Kenaikan suku bunga menyebabkan masyarakat cenderung menunda atau mengurangi pembelian besar, seperti rumah atau mobil.
Dengan suku bunga yang lebih tinggi, masyarakat menjadi lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka, yang mendorong mereka untuk memprioritaskan kebutuhan dasar dan menunda pembelian barang nonprioritas. Ini berdampak pada penurunan permintaan di berbagai sektor, termasuk ritel.
Di sisi lain, perusahaan mungkin menunda atau membatalkan rencana investasi mereka akibat biaya pinjaman yang meningkat, yang pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Dengan biaya pinjaman yang meningkat, tak sedikit yang memilih untuk mempertahankan kas dan fokus pada efisiensi operasional, alih-alih melakukan investasi baru.
Ketika masyarakat mengurangi pengeluaran dan perusahaan menunda investasi, permintaan terhadap barang dan jasa menurun. Penurunan permintaan ini dapat menyebabkan perusahaan mengurangi produksi, yang dapat mengakibatkan pemotongan tenaga kerja dan peningkatan pengangguran.
Dengan meningkatnya pengangguran, daya beli masyarakat semakin berkurang, sehingga konsumsi terus menurun. Siklus ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghambat pemulihan dari kondisi yang tidak menguntungkan.